Selasa, 01 Mei 2012

Perlu terobosan tepat agar harga solar cell menjadi murah


Pemerintah, dalam hal ini Kementerian Perumahan Rakyat (Kemenpera), belum lama ini mengeluarkan pernyataan kewajiban bagi para pengembang perumahan tipe 36 untuk menggunakan lampu hemat energi tenaga surya yang menggunakan solar cell atau panel surya. Nantinya, aturan tersebut akan berbentuk Peraturan Menteri (Permen).

Terkait dengan rencana pemasangan solar cell untuk rumah murah, Menteri Perumahan Rakyat (Menpera) Djan Faridz menyatakan Kemenpera akan segera mengirimkan jumlah kebutuhan rumah yang dapat dipasangi alat hemat energi tersebut. Rencananya, solar cell  yang merupakan bantuan dari Kementerian ESDM tersebut akan dipasang di perumahan masyarakat yang berada di daerah perbatasan, pesisir, serta daerah yang belum terjangkau aliran listrik dari PLN.

“Pemasangan solar cell ini nantinya dilaksanakan di daerah perbatasan, pesisir serta daerah yang belum terjangkau aliran listrik dari PLN. Setidaknya ada sekitar 25.000 hingga 50.000 rumah murah dan satu rumah ada enam titik pemasangan lampu hemat energi maksimal 10 watt tiap titiknya,” katanya dalam keterangam resmi di sela-sela penandatangan kerjasama dengan Kementerian ESDM dan BPN untuk program rumah murah, Selasa (1/5/2012).

Menyoroti hal ini, beberapa arsitek pun memberikan tanggapannya. Salah satunya arsitek ternama Ridwan Kamil. Dia mengaku sangat mendukung program pemerintah tersebut, namun tetap harus dilihat realitanya, karena untuk menerapkan penggunaan solar cell di Indonesia masih sulit dan mahal. Kesulitan dan kemahalan karena produk solar cell tersebut masih diimpor dari luar negeri, sehingga harganya di pasaran dapat mencapai Rp7-10 juta untuk ukuran 1x1 meter.

"Harga solar cell itu cukup mahal, apalagi pemakaiannya tidak bisa cuma satu, tapi butuh banyak. Bukan tidak mungkin dapat diterapkan di Indonesia, namun perlu ada cara kreatif untuk menekan harganya. Salah satunya yang sudah diwacanakan Menteri BUMN Dahlan Iskan untuk membuat pabrik solar cell di Indonesia tahun ini. Mungkin jika nanti sudah ada perusahaan BUMN yang memproduksi solar cell sendiri, harganya kan sudah lokal, jadi akan lebih terjangkau," katanya saat ditemui belum lama ini.

Senada dengan Ridwan, Ketua Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Jakarta Ar Her Pratama juga memberikan tanggapan yang tidak jauh berbeda. Dia menyatakan, untuk menggunakan solar cell dengan lebih murah di Indonesia, memang sangat diperlukan dukungan pemerintah. Apalagi komponen-komponennya harus dibeli dari negara lain. Selain itu, penggunaan solar cell tidak bisa menggantikan listrik seutuhnya yang bersumber dari PLN.

"Pasalnya, solar cell skalanya kecil, tidak semua barang elektronik di dalam rumah dapat menggunakannya, hanya untuk beberapa kebutuhan saja. Tidak bisa di-switch secara langsung satu kali dan menggantikan listrik dari PLN," terang pria yang akrab disapa Temi ini saat ditemui Okezone, beberapa waktu lalu.

Dia pun menambahkan, salah satu upaya yang lebih mungkin dilakukan adalah dengan memanfaatkan air sebagai sumber energi. Karena air merupakan sumber daya alam yang paling banyak tersedia di alam.

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Cari Properti

Custom Search

Ir. Andreas Siregar

Konsultan Properti

Pendiri AB Property

Tenaga Pengajar pada

PANANGIAN SCHOOL OF PROPERTY

Follow Twitter @penilaipublik untuk Tips & Konsultasi Properti

Aditya Budi Setyawan

Pendiri AB Property (Partner) ✉absetyawanwassuccess@live.com

☎ 0878787 702 99

085 7755 1819 5

0852 2120 3653

021 444 300 33 (flexi)

BB : 31 789 C84

Facebook Twitter MySpace Blogger Google Talk absetyawan Y! messenger adityabsetyawan
My QR VCard

Cari