Pemerintah, dalam hal ini Kementerian Perumahan Rakyat (Kemenpera),
belum lama ini mengeluarkan pernyataan kewajiban bagi para pengembang
perumahan tipe 36 untuk menggunakan lampu hemat energi tenaga surya yang
menggunakan solar cell atau panel surya. Nantinya, aturan tersebut akan berbentuk Peraturan Menteri (Permen).
Terkait
dengan rencana pemasangan solar cell untuk rumah murah, Menteri
Perumahan Rakyat (Menpera) Djan Faridz menyatakan Kemenpera akan segera
mengirimkan jumlah kebutuhan rumah yang dapat dipasangi alat hemat
energi tersebut. Rencananya, solar cell yang merupakan bantuan
dari Kementerian ESDM tersebut akan dipasang di perumahan masyarakat
yang berada di daerah perbatasan, pesisir, serta daerah yang belum
terjangkau aliran listrik dari PLN.
“Pemasangan solar cell ini
nantinya dilaksanakan di daerah perbatasan, pesisir serta daerah yang
belum terjangkau aliran listrik dari PLN. Setidaknya ada sekitar 25.000
hingga 50.000 rumah murah dan satu rumah ada enam titik pemasangan lampu
hemat energi maksimal 10 watt tiap titiknya,” katanya dalam keterangam
resmi di sela-sela penandatangan kerjasama dengan Kementerian ESDM dan
BPN untuk program rumah murah, Selasa (1/5/2012).
Menyoroti hal
ini, beberapa arsitek pun memberikan tanggapannya. Salah satunya arsitek
ternama Ridwan Kamil. Dia mengaku sangat mendukung program pemerintah
tersebut, namun tetap harus dilihat realitanya, karena untuk menerapkan
penggunaan solar cell di Indonesia masih sulit dan mahal. Kesulitan dan kemahalan karena produk solar cell tersebut masih diimpor dari luar negeri, sehingga harganya di pasaran dapat mencapai Rp7-10 juta untuk ukuran 1x1 meter.
"Harga
solar cell itu cukup mahal, apalagi pemakaiannya tidak bisa cuma satu,
tapi butuh banyak. Bukan tidak mungkin dapat diterapkan di Indonesia,
namun perlu ada cara kreatif untuk menekan harganya. Salah satunya yang
sudah diwacanakan Menteri BUMN Dahlan Iskan untuk membuat pabrik solar
cell di Indonesia tahun ini. Mungkin jika nanti sudah ada perusahaan
BUMN yang memproduksi solar cell sendiri, harganya kan sudah lokal, jadi
akan lebih terjangkau," katanya saat ditemui belum lama ini.
Senada
dengan Ridwan, Ketua Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Jakarta Ar Her
Pratama juga memberikan tanggapan yang tidak jauh berbeda. Dia
menyatakan, untuk menggunakan solar cell dengan lebih murah di
Indonesia, memang sangat diperlukan dukungan pemerintah. Apalagi
komponen-komponennya harus dibeli dari negara lain. Selain itu,
penggunaan solar cell tidak bisa menggantikan listrik seutuhnya yang bersumber dari PLN.
"Pasalnya,
solar cell skalanya kecil, tidak semua barang elektronik di dalam rumah
dapat menggunakannya, hanya untuk beberapa kebutuhan saja. Tidak bisa
di-switch secara langsung satu kali dan menggantikan listrik dari PLN," terang pria yang akrab disapa Temi ini saat ditemui Okezone, beberapa waktu lalu.
Dia
pun menambahkan, salah satu upaya yang lebih mungkin dilakukan adalah
dengan memanfaatkan air sebagai sumber energi. Karena air merupakan
sumber daya alam yang paling banyak tersedia di alam.
0 komentar:
Posting Komentar