Harga jual perumahan di Jawa Timur rata-rata naik 20 persen menyusul
kenaikan harga sejumlah material bangunan sejak sebulan terakhir. Alasan
lain perusahaan pengembang perumahan terpaksa menaikkan harga jual
hingga 20 persen juga disebabkan biaya tukang bangunan yang juga turut
naik.
Wakil Ketua Real Estat Indonesia (REI) Jawa Timur Tri Wedianto mengkhawatirkan harga perumahan akan terus melambung tinggi jika harga material bangunan terus melonjak. "Harga perumahan di Surabaya semula Rp600 jutaan kini menjadi Rp775 juta," kata Tri Wedianto saat berada di Malang, Selasa (3/4/2012).
Wakil Ketua Real Estat Indonesia (REI) Jawa Timur Tri Wedianto mengkhawatirkan harga perumahan akan terus melambung tinggi jika harga material bangunan terus melonjak. "Harga perumahan di Surabaya semula Rp600 jutaan kini menjadi Rp775 juta," kata Tri Wedianto saat berada di Malang, Selasa (3/4/2012).
Selama ini, kata Tri, harga perumahan menengah yang harganya Rp200 jutaan menjadi incaran konsumen. Selain itu, Rumah Sehat Sederhana (RSH) juga diminati karena mendapat subsidi dari pemerintah. Tri berharap pemerintah melakukan intervensi untuk mengendalikan harga material bangunan. Selain itu, dia juga meminta pemerintah merevisi harga rumah sehat dari Rp70 juta menjadi Rp80 juta.
Jika harga material bangunan tak terkendali yang menyebabkan harga jual perumahan melambung tinggi, buruh dan PNS rendahan akan sulit mendapat RSH secara murah. Sebab, Malang merupakan salah satu daerah yang tingkat pertumbuhan perumahannya tinggi, setelah Surabaya dan Gresik.
Naiknya harga material bangunan ini dibenarkan salah satu pemilik toko material bangunan di Kota Malang Suyanto. Menurutnya, meski BBM bersubsidi batal naik, namun harga material bangunan terus naik antara 15 persen hingga 20 persen.
Dia mencontohkan, harga batu bata semula Rp425 ribu per seribu biji naik menjadi Rp450 ribu, harga pasir Rp350 ribu per truk naik Rp400 ribu. Sementara harga cat rata-rata naik Rp2 ribu per kaleng dan besi naik Rp2 ribuan per batang. Hanya harga semen saja yang menurutnya masih tetap Rp48 ribu per sak. "Harga-harga ini naik sejak sebulan lalu," ujar Suyanto. (rhs)
0 komentar:
Posting Komentar