Dalam rentang lima tahun terakhir, tidak ada tahun paling menjanjikan
bagi pasar properti kecuali tahun 2012 ini. Tahun yang dalam kalender
masyarakat Tionghoa adalah Tahun Naga Air ini dipercaya sebagai momentum
bagi bisnis properti.
Proyeksi ini tidak terkecuali bagi properti jenis rumah alias landed
house. Properti landed house tetap akan menjadi primadona properti tahun
ini, di samping sektor lain seperti apartemen dan retail space yang
dianggap layak investasi.
Melihat pertumbuhan pasokan yang lebih lambat ketimbang permintaan,
landed house masih sangat menjanjikan bagi Anda yang ingin berinvestasi
untuk menebalkan kocek. Di mulai tahun ini, prospek landed house secara
umum akan cerah hingga tiga tahun ke depan, hingga 2015 mendatang.
Jangka waktu tiga tahun merupakan siklus alamiah pasar properti
apabila mengalami perkembangan yang pesat. Setelah 2015, diperkirakan
properti akan menurun. Beberapa alasannya, pertama, ekonomi Indonesia
masih tumbuh cukup tinggi tahun ini. Kedua, penurunan suku bunga
perbankan mengikuti bunga acuan atau BI rate yang sekarang di level 6%.
Dua kondisi makro ini akan menjadi penguat pertumbuhan properti sehingga
tingkat investasinya pun terus naik.
"Sekarang waktunya membeli," saran Panangian Simanungkalit, pengamat properti serta pemilik Panangian School of Property.
Pergerakan bunga kredit perbankan telah memicu peningkatan permintaan
dari masyarakat sekaligus menambah pasokan oleh pengembang, khususnya
landed house. Maklum, sebanyak 74,56% konsumen membeli properti melalui
kredit pemilikan rumah (KPR). Kemudian, 16,17% dengan cara tunai
bertahap, dan sisanya 9,27% secara tunai.
Sementara itu, dari sisi developer, sekitar 32,53% dana pengembang
properti masih berasal dari perbankan. Alhasil, penurunan BI rate ini
menguntungkan konsumen dan pengembang.
Nah, bagi Anda yang ingin membiakkan duit di landed house, prospek
investasi di sektor properti ini pada 2012 masih berada di Jakarta dan
sekitarnya. Prospek investasi landed house di Jabodetabek masih lebih
tinggi karena kebutuhan di kawasan ini masih sangat tinggi.
Sayangnya, pasokan landed house masih rendah sehingga tidak bisa
mengikuti pertumbuhan permintaan. Akibatnya, kenaikan harganya akan
lebih cepat dibandingkan dengan tempat lain. (Herry Prasetyo, Marantina,
Umar Idris)
Disadur dari Kompas.com
0 komentar:
Posting Komentar