Jakarta -
Menteri Perumahan Rakyat (Menpera) Djan Faridz mengungkapkan bahwa
masalah mahalnya harga tanah di kawasan Jabodetabek tak terlepas
permainan harga dari pengembang. Maklum saja, sebagai orang yang punya
latar belakang pengembang, Djan tahu persis karakter pengembang.
Menurutnya pengembang terlalu ingin mendapat marjin yang besar dari harga tanah, padahal mereka mendapatkan harga yang sangat murah saat melakukan pembebasan lahan.
Menurutnya pengembang terlalu ingin mendapat marjin yang besar dari harga tanah, padahal mereka mendapatkan harga yang sangat murah saat melakukan pembebasan lahan.
"Tanah di Jabodetabek sebenarnya murah, aslinya mereka beli tanah Rp 50.000/m2. Justru margin yang paling besar itu di tanah," kata Djan kepada detikFinance, Rabu (14/3/2012)
Ia menuturkan secara perhitungan sederhana dengan memperoleh harga harga tanah Rp 50.000 per meter kemudian menjualnya Rp 200.000 maka pengembang sudah untung 4 kali lipat atau 400%.
"Kalau pengembang, kalau bisa untung 50% kenapa ambil 20%," katanya.
Menurutnya harga tanah sedemikian murah seharga Rp 50.000/meter bukan isapan jempol belaka. Hasil kunjungan lapangannya menunjukan harga tanah di Bekas Utara masih sangat murah.
"Saya baru ke Babelan (Bekasi Utara), di sana Sumarecon membebaskan tanah 1000 hektar, dia beli Rp 50.000/m2. Kalau lebih maju di daerah kota, dari Babelan. Rp 100 ribu dapat," katanya.
(hen/ang)
http://finance.detik.com/read/2012/03/15/081800/1867766/1016/djan-faridz-di-bekasi-masih-ada-harga-tanah-rp-50000-meter
0 komentar:
Posting Komentar