|
AKAN NAIK HARGA? |
JAKARTA (Suara Karya): Pemerintah memastikan akan mengevaluasi harga
satuan unit rumah susun sederhana milik (rusunami). Hal ini dilakukan
untuk manarik minat perusahaan pengembang properti, begitu juga
konsumen.
"Besaran harga rusunami sebesar Rp 144 juta per unit akan dievaluasi.
Tujuannya agar program pembangunan 1.000 menara rusunami bisa kembali
berjalan lancar," kata Menteri Perumahan Rakyat Djan Faridz kepada
wartawan usai membuka Rakerda DPD Aspersi DKI Jakarta di Jakarta, Rabu
(26/10).
Menurut dia, harga baru hasil evaluasi diperkirakan bisa diterapkan
sebelum akhir tahun ini. "Untuk itu, saya akan mengoordinasikan
persoalan ini dengan pihak-pihak terkait, khususnya para pengembang,"
tuturnya.Hasil evaluasi harga rusunami ini bisa menjadikan harga satuan per unit
naik atau tetap. Namun, pemerintah akan mempertimbangan subsidi untuk
pengembang dan konsumen bisa ditambah, mulai dari uang muka hingga
bentuk lainnya.Djan lantas memberikan contoh evaluasi yang dilakukan sejak pengembang
melakukan pembebasan lahan untuk lokasi rusunami. Terutama di tengah
kawasan kumuh di sebuah kota."Jadi, harga tanah saat dibebaskan harus sesuai NJOP (nilai jual objek
pajak). Tetapi, pemilik lahan berhak atau punya opsi membeli sarusun
(satuan rumah susun) dengan harga khusus dan insentif lainnya," katanya.Dengan demikian, para pemilik lahan tidak lagi dihargai dengan uang
kerohiman semata. "Ini jauh lebih manusiawi," ujar Djan Faridz. Tidak hanya itu, ketika rusunami sudah dibangun, maka penyediaan
fasilitas pendukungnya tak lagi menjadi beban atau kewajiban pengembang.
"Misalnya sekolah, yang disediakan oleh dinas pendidikan daerah
setempat. Begitu juga lift, jika harus disediakan di atas dua unit, maka
akan dibantu Kementerian Perumahan Rakyat," tuturnya.Djan juga menyatakan, dalam evaluasi untuk pembangunan rusunami ke
depan tersebut, salah satunya ada larangan pembangunan tempat parkir
mobil. Jadi biar lebih tepat sasaran, karena rusunami memang untuk
masyarakat kelas menengah ke bawah. "Maka tidak layak jika di rusunami
disediakan lahan untuk parkir mobil segala. Rusunami dibangun untuk
masyarakat yang berpenghasilan Rp 2,5 hingga Rp 4,5 juta per bulan,"
ujarnya.
Terkait hal ini, Ketua DPP Asosiasi Pengembang dan Permukiman Seluruh
Indonesia (Apersi) Eddy Ganefo menyambut baik usulan Menpera tersebut.
Program pembangunan 1.000 menara rusunami tidak berjalan lancar karena
beban perusahaan pengembang terlalu berat. (Novi)
0 komentar:
Posting Komentar