Jakarta -
Daftar harga properti seperti perumahan terus naik setiap tiga bulan
adalah wajar dimata pengembang. Mereka punya strategi, saat penjualan
unit perdana, harga yang ditawarkan cenderung lebih rendah, pengembang
beralasan demi menarik minat pasar dan tes kemampuan ekonomi masyarakat.
Apakah ini 'goreng-menggoreng harga jual properti?
Direktur PT Ciputra Development Tbk (CTRA) Tulus Santoso menegaskan tidak ada harga siluman pada industri properti. Apalagi ada istilah harga yang digoreng oleh pengembang. Menurutnya seluruhnya berjalan alamiah sesuai pasar yaitu permintaan dan penawaran.
Apakah ini 'goreng-menggoreng harga jual properti?
Direktur PT Ciputra Development Tbk (CTRA) Tulus Santoso menegaskan tidak ada harga siluman pada industri properti. Apalagi ada istilah harga yang digoreng oleh pengembang. Menurutnya seluruhnya berjalan alamiah sesuai pasar yaitu permintaan dan penawaran.
"Itu alamiah. Untuk membuka baru peminat kurang, jadi pengembang nggak berani kasih harga tinggi. Tes pasar lah," katanya di Marketing Gallery Ciputra World Jakarta, Jalan DR Satrio, Kamis (12/1/2012).
Tulus mengilustrasikan misalnya saat harga unit properti di suatu kawasan Rp 1 miliar, maka pengembang akan mematok harga di bawah harga itu. Namun secara berkala, saat sudah banyak pembeli dan ketersediaan 'barang' menipis maka harga pun dinaikkan.
"Misal planning 100 unit, jual 20 unit dulu. Jual selanjutnya pasti sudah naik," ujarnya.
"Market kan trial and error. Jual terakhir lokasinya prime jadi jualnya lebih mahal. Sehingga keuntungannya bagus. Kalau semua dijual awal, pas harga naik, dia udah nggak ada barang. Percuma," imbuhnya.
(wep/hen)
http://finance.detik.com/read/2012/01/12/153825/1813927/1016/pengembang-bantah-ada-harga-gorengan-saat-jual-properti
0 komentar:
Posting Komentar