Tahun Depan Harga Rumah Naik 10%

12/28/2011 09:59:00 PM Pasar Properti No Comments

Ilustrasi

Kenaikan itu dipicu naiknya harga tanah, bahan bangunan, upah buruh dan inflasi

SURABAYA – Tahun depan masyarakat harus bersiap-siap merogoh kocek lebih dalam untuk pembelian rumah. Pasalnya, harga rumah diprediksi akan mengalami kenaikan sebesar 10%. Kenaikan itu dipicu naiknya harga tanah, bahan bangunan, kenaikan upah buruh dan inflasi.

“Trend harga rumah ke depannya akan mengalami kenaikan kira-kira 10%. Karena kecendrungan harga tanah naik, bahan baku bangunan akan mengikuti kenaikan serta pertumbuhan ekonomi yang pesat mengakibatkan permintaan tinggi. Kondisi ini tentunya membuat harga rumah akan terkerek naik,” kata Wakil Ketua REI Jatim, Wibisono, Senin (26/12).

Wibisno mengatakan, harga rumah yang akan mengalami kenaikan adalah tipe kelas menengah ke atas dengan kisaran harga Rp 500 juta lebih. Untuk realisasi penjualannya, Wibisono belum bisa memprediksi karena pengembang menutup pintu untuk menyebut angka penjualannya.

“Sekarang kita tidak bisa memastikan total penjualan, namun tahun depan kita targetkan penjualan sebesar 60 ribu unit,”sebutnya.

Dikatakan, kondusifnya situasi ekonomi saat ini serta perizinan yang bagus membuat Wibisono yakin target sebesar 60 ribu unit akan terealisasi. Namun, bukan berarti situasi tersebut tidak ada kendala. “Kendalanya tetap ada di pemasaran, karena kompetitor lebih ketat dan banyak pengembang baru bermunculan,” tandasnya.

Di pihak lain, PT Ciputra Surya Tbk tahun ini mencatatkan kinerja penjualan on target untuk seluruh proyeknya. Hal tersebut diungkapkan Marketing Manager Citraland Surabaya PT Ciputra Surya Tbk, Pratami Harijanti. Menurutnya, realisasi penjualan rumah di Citraland sampai dengan Oktober 2011 sudah mencapai sekitar 200 unit dengan nilai sekitar Rp 240 miliar. “Dengan sisa waktu beberapa hari sampai akhir tahun, kami optimis setelah diakumulasi penjualan bisa mencapai Rp 280 hingga Rp 300 miliar,”tuturnya.

Dia menjelaskan, penjualan terbesar adalah rumah dengan harga Rp 1-1,5 miliar. Dengan melihat kondisi tahun ini, pihaknya yakin tahun depan penjualannya bisa tumbuh dengan catatan suku bunga perbankan berada di bawah 6%.

“Penjualan tahun ini memang cukup bagus karena suku bunga yang cukup bersahabat, hanya di kisaran 5% hingga 5,4%. Sehingga target penjualan yang ditetapkan sekitar Rp 250 miliar per tahun, yakin bisa dilampaui,” jelasnya.

Ketua Real Estate Indonesia (REI) DPD Jawa Timur, Erlangga Satria Agung, membenarkan setiap tahun harga unit produk properti akan mengalami kenaikan. Sebab, itru terkait bahan bangunan, upah, dan tingkat inflasi juga naik. “Tapi juga tergantung suku bunga bank di tahun 2012,” ujarnya.

Akan tetapi, Cak Er (sapaan akrab Erlangga) belum bisa memprediksi persentase kenaikannya. Menurutnya, melihat outlook ekonomi tahun 2012 yang laju pertumbuhan ekonominya dirancang mampu mencapai 7,5%, maka daya beli masyarakat Jatim juga dirancang meningkat. Sehingga prospek sektor properti di tahun 2012 cukup bagus di Jatim. “Hanya saja, khusus untuk rumah sejahtera tapak (RST) justru akan mengalami hambatan di tahun 2012 karena per Janauri 2012 akan diberlakukan UU No 1/2011, khsusunya menyangkut ketentuan tipe minimal bangunan RST 36 m2,” tambahnya. 

Aturan ini, kata Erlangga, justru kontra produktif terhadap program strategis pemerintah untuk melakukan percepatan pemenuhan kebutuhan perumahan bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).

Berbeda dengan Direktur Umum PT Lamicitra Nusantara, Priyo Setia Budi. Dia mengatakan, pihaknya tidak akan menaikkan harga unit propertinya terlebih dahulu mengingat persaingan di bisnis ini cukup ketat.

“Kalau ada kenaikan harga properti, itu logis karena bahan banguna juga naik, upah naik. Tapi itu untuk bangunan yang baru. Bangunan yang lama mungkin masih bisa menahan harga, karena saat ini persaingan di bidang properti cukup ketat, imbuhnya. m27

http://www.surabayapost.co.id/?mnu=berita&act=view&id=e2f8c8894ccab34fa1dce7c75d3f7f25&jenis=d41d8cd98f00b204e9800998ecf8427e