Properti mewah di Jakarta dan Bali ternyata menjadi lokasi menanam
uang bagi investor properti berkantong tebal. Tak hanya investor dari
dalam negeri, tetapi juga investor dari belahan dunia lain.
Kesimpulan ini merupakan hasil riset dari Wealth Report 2012 Knight
Frank yang diumumkan hari ini di Jakarta, Kamis (12/4). "Pasar properti safe haven menunjukkan peningkatan aktivitas yang diminati orang kaya dunia," ujar Senior Manager Research Knight Frank Hasan Pamudji.
Knight Frank sendiri mendefinisikan investor berkantong tebal itu
adalah, investor yang investasi lebih dari US$ 25 juta. Sedangkan yang
masuk kategori properti mewah adalah yang bernilai di atas Rp 25 juta
per meter persegi (m2) untuk high rise, atau di atas Rp 5 miliar per unit untuk rumah tapak.
Secara keseluruhan, Knight Frank memperkirakan, jumlah aset orang kaya yang berinvestasi di properti tahun ini mencapai US$ 74,1 miliar, naik 5% dari tahun lalu sebesar US$ 70,6 miliar. Rinciannya, 59% memilih perkantoran dan 31% ritel.
Sementara itu berdasarkan catatan Knight Frank, per kuartal empat tahun lalu, Jakarta dan Bali menempati posisi ke-60 dan 61, sebagai kota dunia dengan harga properti tertinggi. Harganya masing-masing US$ 2.900 dan US$ 2.600 per m2.
Hasan mengasumsikan, kenaikan harga properti di kedua kota ini mencapai 15%-20%. "Lebih tinggi dibanding tahun-tahun sebelumnya yang hanya 10%-15%," terangnya. Sebagai perbandingan, tahun lalu harga properti di Jakarta hanya naik 14%, dari US$ 2.557 per m2 di tahun sebelumnya.
Menurut Hasan, secara makro ekonomi Indonesia masih positif. Faktor inilah yang mendorong harga properti terus merangkak naik. Sebagai ibukota negara, otomatis permintaan di Jakarta terus meningkat. Sedangkan Bali dengan keunikannya bisa mengundang turis asing untuk berinvestasi.
Di sisi lain, tidak semua kota di Asia Pasifik mengalami lonjakan harga properti. Mumbai, Sydney, Singapura, dan Shanghai malah mengalami penurunan harga properti sejak beberapa tahun
Secara keseluruhan, Knight Frank memperkirakan, jumlah aset orang kaya yang berinvestasi di properti tahun ini mencapai US$ 74,1 miliar, naik 5% dari tahun lalu sebesar US$ 70,6 miliar. Rinciannya, 59% memilih perkantoran dan 31% ritel.
Sementara itu berdasarkan catatan Knight Frank, per kuartal empat tahun lalu, Jakarta dan Bali menempati posisi ke-60 dan 61, sebagai kota dunia dengan harga properti tertinggi. Harganya masing-masing US$ 2.900 dan US$ 2.600 per m2.
Hasan mengasumsikan, kenaikan harga properti di kedua kota ini mencapai 15%-20%. "Lebih tinggi dibanding tahun-tahun sebelumnya yang hanya 10%-15%," terangnya. Sebagai perbandingan, tahun lalu harga properti di Jakarta hanya naik 14%, dari US$ 2.557 per m2 di tahun sebelumnya.
Menurut Hasan, secara makro ekonomi Indonesia masih positif. Faktor inilah yang mendorong harga properti terus merangkak naik. Sebagai ibukota negara, otomatis permintaan di Jakarta terus meningkat. Sedangkan Bali dengan keunikannya bisa mengundang turis asing untuk berinvestasi.
Di sisi lain, tidak semua kota di Asia Pasifik mengalami lonjakan harga properti. Mumbai, Sydney, Singapura, dan Shanghai malah mengalami penurunan harga properti sejak beberapa tahun
kontan.co.id
http://serbaserbiproperti-abproperty.blogspot.com/2012/04/investor-properti-dunia-incar-jakarta.html
absetyawan 
adityabsetyawan
0 komentar:
Posting Komentar