Ketidakpastian kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) beberapa waktu
lalu, rupanya dimanfaatkan oleh para spekulan. Mereka "memainkan" harga
material bangunan menjadi lebih mahal dari harga pabrik.
"Semen
itu sudah naik sebelum kenaikan harga BBM diputuskan. Ini ada permainan
dari para spekulan, harga semen jadi naik sementara stok terbatas," kata
Ketua Umum DPP Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh
Indonesia (Apersi), Eddy Ganefo, ketika dihubungi KOMPAS.com di Jakarta, Selasa (10/4/2012).
Spekulan
mengakali harga semen Rp 62.000 - Rp 65.000 per sak, sementara harga
pabrik masih berada pada Rp 52.000 - Rp 55.000 per sak.
"Harganya
memang berlainan di tiap daerah. Tapi, harganya dinaikkan terutama yang
beredar di toko-toko dan eceran. Kami lalu tanya ke asosiasi semen
katanya belum ada kenaikan," ungkapnya.
Eddy berharap, dengan
keputusan BBM batal naik maka harga semen seharusnya kembali normal.
Begitu juga dengan harga material bangunan lainnya. Ia juga meminta
ketegasan pemerintah dalam membuat kebijakan supaya tidak mengganggu
kepastian usaha.
"Kalau tidak tegas, maka banyak yang memanfaatkan kondisi seperti ini," ujarnya.
Kompas.com
http://serbaserbiproperti-abproperty.blogspot.com/2012/04/harga-semen-dimainkan-oleh-spekulan.html
Kompas.com
http://serbaserbiproperti-abproperty.blogspot.com/2012/04/harga-semen-dimainkan-oleh-spekulan.html
0 komentar:
Posting Komentar