Selain pertumbuhannya pesat, tingkat okupansinya rata-rata 90% (AB Property)
Bisnis sewa kantor berlayanan atau serviced office makin menjanjikan. Menurut hitungan Knight Park, salah satu konsultan properti, dalam dua tahun mendatang pasokan virtual office, istilah lain kantor berlayanan, bakal tumbuh 50% atau ada tambahan 10.980 m².
Menurut Fakky Hidayat, Senior Associate Director PT Wilson Properti Advisindo (Knight Frank Indonesia), predikat layak investasi (investment grade)
Indonesia menjadi faktor pendorong para pebisnis mulai berinvestasi di
sini. Sebagian besar memang masih mengarahkan perhatian di Jakarta. Tak
heran, bisnis sewa kantor ini masih berada di Ibukota.
Fakky yakin hitungannya tak meleset. Ini
setelah melihat pasokan layanan kantor sewa mengalami kenaikan dua kali
lipat tahun lalu menjadi 21.696 m².
Sampai saat ini tercatat ada beberapa
perusahaan yang menjalankan bisnis ini. Para operator tersebut yaitu
Regus, CEO Suite, Executive Center, Marquee, Fortice, Nomad Offices,
Jakarta Serviced Office, Prestige, dan HQ Global.
Berdasarkan pantauan Knight, kawasan kantor
berlayanan di daerah Sudirman menempati porsi jumlah pasokan terbanyak,
yakni sekitar 50,2%. Lantas kawasan Jalan Thamrin sekitar 26,6% dan
kawasan Kuningan sebesar 23,2%. Tak ayal kawasan jenis kantor layanan
ini berada di kawasan pusat bisnis atau central business distric (CBD) Jakarta.
Tingkat hunian (okupansi) kantor yang bisa
disewa harian bak hotel ini juga tak kalah dengan hotel bujet yang lagi
ngetren. "Hampir seluruh operator mampu membukukan tingkat okupansi yang
tinggi, rata-rata 90%," kata Fakky.
Kalau ditelaah lebih lanjut, ruang kantor yang
juga bisa disebut kantor instan ini yang berada di kawasan Kuningan
punya tingkat hunian yang tertinggi yakni sekitar 92,3%. Lantas diikuti
kantor instan di kawasan Thamrin sekitar 90,7% dan kawasan Sudirman
berada di posisi buncit, yakni sebesar 86%.
Sebagian besar para penyewa adalah ekspatriat.
Dengan komposisi 70% asing dan sisanya pebisnis lokal. Mayoritas
pebisnis bergerak di bidang asuransi, keuangan, migas, pertambangan, dan
teknologi informasi.
Tarif sewa pun naik
Yang menarik, mulai tahun ini, arah
perkembangan lokasi kantor instan tak melulu berkutat di kawasan
segitiga emas Jakarta saja. Ada kecenderungan, para operator mulai
mengarahkan perhatian ke wilayah Jakarta Selatan. Terutama di sepanjang
Jalan T.B. Simatupang. Maklum, di areal ini, sebagian besar perusahaan
migas dan pertambangan berkantor di wilayah ini. Sudah begitu,
pembangunan gedung perkantoran di wilayah ini pun lagi tumbuh.
Menurut Anton Sitorus, Associate Director Head of Research
Jones Lang Lasalle, para operator mulai menambah areal kantor instan di
wilayah Selatan Jakarta ini. "Setiap ada pembangunan gedung baru di
wilayah T.B. Simatupang, pasti operator serviced office bakal menyewa satu atau dua lantai di gedung tersebut," paparnya.
Hasan Pamudji, Senior Research Manager Knight
Frank memperkirakan bakal terjadi pergeseran areal pasokan baru kantor
instan dalam dua tahun mendatang. Tambahan kantor instan di Sudirman dan
Thamrin sudah tidak terlalu banyak lagi. "Saya perkirakan pasokan di
Sudirman sekitar 18,2% saja," katanya.
Daerah yang bakal mendapat pasokan kantor
instan lebih banyak adalah kawasan Kuningan yakni sekitar 49,4%.
Menyodok ke posisi kedua adalah kawasan T.B. Simatupang dengan jumlah
tambahan pasokan sebesar 32,3%.
Meski bakal ada daerah baru, para operator
perkantoran, menurut Fakky, akan tetap bisa tersenyum. Pasalnya, tarif
sewa kantor instan di tahun 2012 ini bakal naik antara 10%−15% ketimbang
tahun 2011. Tahun lalu saja, tarif sewa layanan ini sudah naik sekitar
5%−10%, terutama yang berada di kawasan CBD di Jakarta.
Saat ini tarif sewa kantor instan di kawasan Sudirman sekitar Rp 9
juta−Rp 23 juta per bulan, kemudian di Kuningan Rp 8 juta−Rp 15 juta per
bulan dan di daerah Thamrin Rp 9 juta−Rp 20 juta.
(kontan.co.id)
0 komentar:
Posting Komentar