Bisnis
hotel dan kondominium hotel (kondotel) akan meningkat hingga akhir
tahun 2012 menyusul stabilnya kondisi perekonomian Indonesia.
Untuk bisnis hotel, BEP-nya sangat menarik bagi
investor. Untuk proses pembangunan hotel, terutama hotel bintang empat
dan lima dengan kapasitas kamar 150-200 kamar, bisa memakan waktu satu
hingga dua tahun.
-- Ali Tranghanda
"Saat ini, sejumlah pengembang raksasa mulai membidik segmen hotel budget
(bertarif murah), seperti Ciputra dan Intiland," kata pengamat properti
dari Indonesia Property Watch (IPW), Ali Tranghanda, di Jakarta, Selasa
(10/4/2012).
Menurut dia, investor terus membangun kondotel dan hotel budget karena break event point (BEP) dari hotel jenis ini terbilang lebih cepat, yakni berkisar 5-6 tahun.
"Untuk
bisnis hotel, BEP-nya sangat menarik bagi investor. Untuk proses
pembangunan hotel, terutama hotel bintang empat dan lima dengan
kapasitas kamar 150-200 kamar, bisa memakan waktu satu hingga dua
tahun," ujarnya.
Lebih lanjut, Ali berpendapat, untuk kondotel
para pengembang mulai banyak mengincar kawasan di luar daerah. Di
Bali, misalnya.
"Kondotel mulai gencar di Bali sejak tahun lalu
dan investasi tersebut memiliki potensi yang tinggi. Pasar kondotel akan
meningkat sejalan dengan pertumbuhan bisnis dan ekonomi di Indonesia,"
paparnya.
Ali menambahkan, bisnis hotel budget dan
kondotel memiliki prospek bagus untuk dikembangkan. Pasalnya, masyarakat
kelas menengah merupakan pasar yang potensial dan semakin meningkat
populasinya seiring pertumbuhan ekonomi nasional yang positif.
"Mulai awal tahun, pengembang banyak mengalihkan konsumennya di kelas menengah," katanya.
0 komentar:
Posting Komentar