Jakarta -
Menteri BUMN Dahlan Iskan berharap Indonesia BUMN properti Indonesia,
Perum Perumnas bisa berkembang pesat. Untuk itu, Perumnas harus berbenah
besar-besaran karena Anggaran Dasar BUMN itu saat ini sangat lucu dan
bisa menghambat pertumbuhannya.
"Anggaran dasar Perumnas itu lucuu sekali," ujar Dahlan Iskan yang ditemui usai mengikuti rapat koordinasi di kantor Menko Perekonomian, Jakarta, Rabu (14/12/2011).
Anggaran dasar yang lucu itu adalah adanya ketentuan yang menyebutkan direktur utama harus meminta izin direktur-direktur lain sebelum membuat keputusan. Sebaliknya, direktur-direkturnya tidak perlu meminta izin direktur utama untuk membuat keputusan.
"Anggaran dasar Perumnas itu lucuu sekali," ujar Dahlan Iskan yang ditemui usai mengikuti rapat koordinasi di kantor Menko Perekonomian, Jakarta, Rabu (14/12/2011).
Anggaran dasar yang lucu itu adalah adanya ketentuan yang menyebutkan direktur utama harus meminta izin direktur-direktur lain sebelum membuat keputusan. Sebaliknya, direktur-direkturnya tidak perlu meminta izin direktur utama untuk membuat keputusan.
"Tidak mungkin hal seperti ini akan membuat Perumnas besar. Jadi basic-nya harus diselesaikan, janganlah ada peraturan-peraturan yang lucunya kayak gitu," tambah Dahlan.
Dahlan berharap pada tahun 2012 Perumnas sudah bisa menjadi Perseroan Terbatas (PT) sehingga bisa berkembang lebih besar lagi. Ia juga menilai, BUMN properti bisa berjumlah lebih dari 1.
"Saya kira di Indonesia tidak harus 1 perusahaan propertinya, bisa 2 karena pada dasarnya properti BUMN itu besar sekali, cuma belum dikelola secara korporasi," tambah Dahlan.
Dalam kesempatan tersebut, Dahlan mengaku dirinya mendapatkan 'teguran' dari Perumnas karena mengeluarkan pernyataan seputar Indonesia yang tidak memiliki BUMN properti. 'Teguran' itu disampaikan ketika Dahlan mengunjungi Perumnas pada hari ini. Total hari ini Dahlan mengunjungi 3 BUMN yakni PT Wijaya Karya Tbk (Wika), Perumnas dan PPD.
"Perumnas protes ke saya karena saya pernah bilang masa BUMN nggak punya perusahaan properti raksasa, padahal di seluruh dunia itu perusahaan-perusahaan besar itu rangking 1 sampai 5 salah satunya properti. Nah, dia protes Perumnas kan sudah properti, katanya gitu. Iya ya, aku lupa," ujar Dahlan sambil tertawa.
Lontaran soal tidak adanya BUMN properti dilontarkan Dahlan pada Senin, 12 Desember lalu pada kesempatan rapat kerja BUMN di Gedung Pertamina.
"Di seluruh negara, perusahaan-perusahaan terbesar di negara tersebut pasti punya perusahaan properti, sementara itu kita punya aset properti, tapi tidak punya BUMN properti," jelas Dahlan dalam raker Senin lalu yang dihadiri para petinggi BUMN.
(qom/dnl)
http://finance.detik.com/read/2011/12/14/193036/1791417/1016/?992204topnews
0 komentar:
Posting Komentar