Properti kelas atas masih akan terus mengalami kenaikan harga hingga akhir 2012. Bahkan, beberapa lokasi menandakan adanya potensi peningkatan harga. |
JAKARTA, KOMPAS.com — Pasar properti Indonesia pada awal 2012 akan mengalami kepanikan sesaat atau market shock. Sebab, prediksi perlambatan ekonomi baru akan terasa awal tahun depan.
Demikian dikatakan Direktur Eksekutif Indonesia Property Watch Ali Tranghanda di Jakarta, Rabu (16/11/2011). Meski begitu, katanya, properti kelas atas masih akan terus mengalami kenaikan harga hingga akhir 2012. Bahkan, beberapa lokasi menandakan adanya potensi peningkatan harga. Wilayah seperti Serpong, Pluit, dan Pantai Indah Kapuk mengalami kenaikan harga mencapai 50 persen-60 persen.
"Cenderung terjadi koreksi harga di pasar sekunder, tetapi bukan bubble (gelembung harga)," tuturnya.
Ia mengatakan, harga yang meningkat itu karena pengembang yang memberikan patokan harga jauh lebih tinggi serta tidak sepenuhnya mengikuti harga pasar. Apabila harga itu tidak diantisipasi, kondisi tersebut akan memicu naiknya harga tanah untuk konsumsi rumah kelas sederhana dan menengah.
"Sekitar satu hingga dua tahun ke depan diperkirakan cenderung melemah bila pasar telah jenuh," ujarnya.
Akibatnya, kenaikan harga rumah kelas atas tidak akan setinggi dua tahun belakangan yang mencapai 50 persen-60 persen. Tahun depan, dia memprediksi, harga rumah kelas atas hanya naik sekitar 20 persen.
Mulai menipisnya lahan pengembangan perumahan di Pulau Jawa membuat para pengembang mulai mengalihkan pengembangan pasar properti ke luar Pulau Jawa, apalagi permintaan terus mengalami peningkatan.
"Catatan saja, pengembang harus hati-hati membaca siklus properti itu," ujarnya.
Cenderung terjadi koreksi harga di pasar sekunder, tetapi bukan bubble.
-- Ali Tranghanda
Demikian dikatakan Direktur Eksekutif Indonesia Property Watch Ali Tranghanda di Jakarta, Rabu (16/11/2011). Meski begitu, katanya, properti kelas atas masih akan terus mengalami kenaikan harga hingga akhir 2012. Bahkan, beberapa lokasi menandakan adanya potensi peningkatan harga. Wilayah seperti Serpong, Pluit, dan Pantai Indah Kapuk mengalami kenaikan harga mencapai 50 persen-60 persen.
"Cenderung terjadi koreksi harga di pasar sekunder, tetapi bukan bubble (gelembung harga)," tuturnya.
Ia mengatakan, harga yang meningkat itu karena pengembang yang memberikan patokan harga jauh lebih tinggi serta tidak sepenuhnya mengikuti harga pasar. Apabila harga itu tidak diantisipasi, kondisi tersebut akan memicu naiknya harga tanah untuk konsumsi rumah kelas sederhana dan menengah.
"Sekitar satu hingga dua tahun ke depan diperkirakan cenderung melemah bila pasar telah jenuh," ujarnya.
Akibatnya, kenaikan harga rumah kelas atas tidak akan setinggi dua tahun belakangan yang mencapai 50 persen-60 persen. Tahun depan, dia memprediksi, harga rumah kelas atas hanya naik sekitar 20 persen.
Mulai menipisnya lahan pengembangan perumahan di Pulau Jawa membuat para pengembang mulai mengalihkan pengembangan pasar properti ke luar Pulau Jawa, apalagi permintaan terus mengalami peningkatan.
"Catatan saja, pengembang harus hati-hati membaca siklus properti itu," ujarnya.
http://properti.kompas.com/index.php/read/2011/11/17/11174962/Awal.2012.Sektor.Properti.Cuma.Panik.Sesaat
0 komentar:
Posting Komentar