JAKARTA - Krisis global ternyata berakibat fatal terhadap perkembangan bisnis properti di Indonesia. Akibatnya, pembangunan properti di Indonesia banyak yang terhambat.
Direktur Coldwell Banker Kennard Symkoputro menjelaskan, dalam kondisi ekonomi saat ini sektor properti menjadi terhambat dan tertahan pembangunannya. Dia menegaskan, pada 2008 pengembang properti banyak yang mengalami stagnasi yang sangat parah.
"Pada 2010 banyak permintaan lagi kepada pengembang atau konsultan properti untuk mengembangkan pembangunan kembali, lalu di 2011 kami berkembang sehingga banyak pembangunan yang akan terus berjalan hingga akhir tahun," tutur dia di UOB Plaza, Jakarta, Minggu (20/11/2011).
Namun, lanjut Kennard, kebanyakan perusahaan-perusahaan multinasional kemungkinan akan beralih dari pusat sehingga di pusat nantinya banyak perusahaan-perusahaan financial center. "Sekarang di pusat itu bakal jadi financial center. Di Barat, nanti akan ada perusahaan costumer product, selatan ada oil and gas company lalu di pusat ada financial center," lanjutnya.
Dia mengatakan, pengembang properti akan banyak ke daerah barat karena aksesnya sangat strategis dan infrastrukturnya mendukung. Apalagi saat ini, situasi dan kondisi kurang memungkinkan untuk membangun di pusat, karena lahan kosong sudah jarang.
"Situasi dan kondisi memang memungkinkan untuk membangun di Thamrin dan Sudirman tetapi lahan sudah jarang di sini. Kemungkinan ke depannya akan banyak pengembangan properti di Barat apalagi di daerah CBD-nya," tambah Kennard.
Sebagai informasi, konsultan properti tersebut berfungsi untuk mengajukan pinjaman ke bank, untuk me-manage market properti untuk membangun gedung yang baru dan untuk mengetahui aset perusahaan secara menyeluruh. (mrt)
(
Sumber: http://economy.okezone.com/read/2011/11/20/320/531832/properti-mulai-terseret-krisis-global
absetyawan 
adityabsetyawan
0 komentar:
Posting Komentar