Permintaan tanah industri masih cukup besar dengan penjualan sebesar 178 ha di kuartal ini
VIVAnews - Lembaga riset properti Cushman &
Wakefield memperkirakan, pertumbuhan permintaan yang tidak seimbang
dengan pasokan, mengakibatkan harga tanah industri di Jakarta dan
sekitarnya bakal meningkat di masa datang.
"Walaupun terjadi penurunan tingkat permintaan sebesar 5 persen dibadingkan kuartal lalu, permintaan tanah industri masih cukup besar dengan penjualan sebesar 178 ha tanah pada kuartal ini. Bahkan, bila dibandingkan kuartal yang sama di tahun lalu, tingkat permintaan kuartal III-2011 meningkat sebesar 60 persen dibanding kuartal III-2010," kata Wira Agus, Associate Director, Research & Advisory, Cushman & Wakefield dalam laporan risetnya yang diterima VIVAnews.com di Jakarta, Senin 31 Oktober 2011.
Menurut Wira, kawasan industri di Bekasi, Karawang, dan Purwakarta masih merupakan lokasi favorit, di mana tingkat penjualan di daerah ini mencapai 92 persen dari keseluruhan penjualan. "Permintaan dalam kuartal ini didominasi oleh pelaku industri dari Jepang, dengan bidang usaha yang berkaitan dengan otomotif," ujarnya.
Bencana alam di Jepang yang awalnya dikhawatirkan akan berdampak negatif terhadap pasar industri, kata dia, ternyata mendorong banyak industrialis Jepang untuk masuk ke pasar industri Jadebotabek selama sembilan bulan pertama tahun ini.
Sementara itu, Wira mengungkapkan, pasokan tanah industri siap pakai pada kuartal ini datang dari kawasan industri Karawang, Purwakarta, dan Bogor yaitu sebesar 68 ha.
"Walaupun terjadi penurunan tingkat permintaan sebesar 5 persen dibadingkan kuartal lalu, permintaan tanah industri masih cukup besar dengan penjualan sebesar 178 ha tanah pada kuartal ini. Bahkan, bila dibandingkan kuartal yang sama di tahun lalu, tingkat permintaan kuartal III-2011 meningkat sebesar 60 persen dibanding kuartal III-2010," kata Wira Agus, Associate Director, Research & Advisory, Cushman & Wakefield dalam laporan risetnya yang diterima VIVAnews.com di Jakarta, Senin 31 Oktober 2011.
Menurut Wira, kawasan industri di Bekasi, Karawang, dan Purwakarta masih merupakan lokasi favorit, di mana tingkat penjualan di daerah ini mencapai 92 persen dari keseluruhan penjualan. "Permintaan dalam kuartal ini didominasi oleh pelaku industri dari Jepang, dengan bidang usaha yang berkaitan dengan otomotif," ujarnya.
Bencana alam di Jepang yang awalnya dikhawatirkan akan berdampak negatif terhadap pasar industri, kata dia, ternyata mendorong banyak industrialis Jepang untuk masuk ke pasar industri Jadebotabek selama sembilan bulan pertama tahun ini.
Sementara itu, Wira mengungkapkan, pasokan tanah industri siap pakai pada kuartal ini datang dari kawasan industri Karawang, Purwakarta, dan Bogor yaitu sebesar 68 ha.
"Pasokan-pasokan baru akan memasuki pasar dalam jangka pendek untuk
mengantisipasi permintaan yang terus tumbuh. Total pasokan kumulatif
tanah industri di Jakarta dan sekitarnya pada kuartal ini menjadi 8,768
ha," tuturnya.
Dia melanjutkan, harga penawaran tanah industri juga terus meningkat di kuartal ini. Bahkan, di beberapa kawasan harga bisa meningkat setiap bulannya. "Harga jual rata-rata di dalam rupiah diperkirakan mencapai Rp997 ribu per meter persegi. Sedangkan dalam dolar AS harga jual rata-rata mencapai US$111 per meter persegi," ujar Wira.
Dia melanjutkan, harga penawaran tanah industri juga terus meningkat di kuartal ini. Bahkan, di beberapa kawasan harga bisa meningkat setiap bulannya. "Harga jual rata-rata di dalam rupiah diperkirakan mencapai Rp997 ribu per meter persegi. Sedangkan dalam dolar AS harga jual rata-rata mencapai US$111 per meter persegi," ujar Wira.
• VIVAnews
0 komentar:
Posting Komentar