JAKARTA - Memasuki tahun 2014 pertumbuhan properti di tahun ini diprediksi sejumlah pengembang hanya mencapai 10 persen. Angka ini jauh dibawah tahun kemarin yang pertumbuhan sektor properti tahun di 2013 mencapai 25-30 persen.
Melambatnya pertumbuhan ini juga mempengaruhi pertumbuhan harga properti, terlebih untuk properti residensial. Berdasarkan data Survei Harga Properti Residensial di Pasar Primer Triwulan IV-2013 yang dirilis Bank Indonesia (BI), Rabu (12/2/2014), perlambatan kenaikan harga properti ini terjadi pada semua tipe rumah, terutama rumah tipe kecil karena dampak dikeluarkannya kebijakan LTV (Loan To Value).
"Hal ini terlihat dari Indeks Harga Properti Residensial pada triwulan IV-2103 yang tumbuh 1,77 persen (qtq) atau 11,51 persen (yoy), lebih rendah dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya yang sebesar 2,29 persen (qtq) atau 13,51 persen (yoy). Namun meski demikian tekanan kenaikan harga diperkirakan masih akan berlanjut pada triwulan I-2004. " tulis data tersebut.
Kenaikan ini disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu kenaikan harga bahan bangunan dan kenaikan upah pekerja. Sementara itu, pada triwulan I-2004 survei mengindikasikan properti residensial akan tumbuh 2,56 persen (qtq) atau lebih tinggi dari kenaikan pada triwulan IV-2013.
Selain itu akibat perlambatan kenaikan ini juga mempengaruhi volume penjualan properti residensial yang tumbuh 13,05 persen (qtq) pada triwulan IV-2013. Angka ini jauh lebih rendah dibanding triwulan sebelumnya yaitu 39,80 persen (qtq). (wdi)
Okezone.com