Ilustrasi |
Melonjaknya harga rumah akibat naiknya
harga bahan bangunan membuat beberapa pengembang menggunakan strategi
jitu dalam menggaet pembeli. Mulai dari menggelar pameran hingga
mengiming-imingi bonus pun diberikan untuk sekadar menarik minat
pembeli.
Menurut Marketing Villa Bukit Tidar Fatich CR, pihaknya sudah melakukan revisi harga rumah berkali-kali sejak muncul isu kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi. Ia mencontohkan, untuk bangunan tipe terkecil pada akhir Februari lalu dibanderol sekira Rp130 juta.
Menurut Marketing Villa Bukit Tidar Fatich CR, pihaknya sudah melakukan revisi harga rumah berkali-kali sejak muncul isu kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi. Ia mencontohkan, untuk bangunan tipe terkecil pada akhir Februari lalu dibanderol sekira Rp130 juta.
"Sekarang harganya mencapai Rp219 juta,” ujar Marketing Villa Bukit Sengkaling Fatich CR saat mengikuti pameran Sejuta Property di Hall Malang Town Square (Matos), Jumat (6/4/2012).
Fatich menjelaskan, naiknya harga properti di tempatnya dipicu oleh banyak hal. Di antaranya adalah lokasi strategis dan harga bahan material bangunan yang kian naik. Menurutnya, harga cenderung melonjak mengikuti harga material bangunan yang sudah terlanjur naik selama sebulan terakhir. "Kemungkinan kami juga akan menaikkan harga untuk rumah yang belum terbangun,” katanya.
Untuk menggaet pembeli, pihaknya harus memutar otak. Salah satunya adalah pemberian bonus khusus setiap pembelian rumah. Misalnya, bonus pembangunan taman atau bonus set furniture yang bisa dipilih pembeli. "Selama ini kami tetap bisa memasarkan dengan baik walaupun harganya terus naik,” ujar Fatich.
Sementara itu, bagi pelaku industri apartemen belum berani menaikkan harga terlalu tinggi. Sebab, properti jenis masih tergolong baru di Malang. Salah satunya adalah Apartemen Menara Soekarno Hatta yang terdiri dari 18 lantai dan 753 unit.
Apartemen ini akan segera ditempati pada awal Agustus mendatang. Saat ini, dari 753 unit sudah terbeli sekitar 612 unit per hari ini. "Kami sudah memasarkan sejak 2010 lalu," kata Marketing Apartemen Menara Soekarno-Hatta Ferdian Hadianto.
Menurutnya apartemen berbeda dengan hunian. Dia mengaku fokus pada pembeli dari segmen mahasiswa dan keluarga muda sebagai pembeli potensial dibandingkan mereka yang memiliki hunian tetap. Sebab, kata Ferdian, kelompok ini lebih membutuhkan hunian tetap dengan harga yang sangat masuk akal. Hingga kini, pihaknya belum mempunyai rencana untuk menaikkan harga jual unit yang belum terbeli.
0 komentar:
Posting Komentar