Untuk dua sampai tiga tahun mendatang, pasar perumahan
masih jauh dari potensi terjadinya bubble properti. Karena permintaan
tinggi pada pasar ini berasal dari enduser bukan spekulan.
-- Arief Rahardjo
Pasar perumahan, perkantoran, dan kawasan industri merupakan tiga sektor properti yang akan aman dari kemungkinan terjadinya bubble properti. Ketiga pasar properti ini dinilai memiliki permintaan tinggi dari para enduser (pengguna), bukan investor maupun spekulan.
Menurut survei yang dilakukan
oleh Cushman & Wakefield, permintaan akan perumahan akan tumbuh
lebih tinggi dari pasokan yang ada saat ini. Permintaan akan lebih
meningkat dan berkelanjutan pada 2012 dan 2013.
Handa Sulaiman,
Executive Director, Investment PT Cushman & Wakefield Indonesia
menambahkan, 70% profil pembeli rumah adalah pengguna. Ia mengakui,
memang ada investor atau spekulan rumah.
"Namun, rata-rata dari pembeli tujuannya untuk ditempati, bukan disewakan kembali," ujarnya.
Berdasarkan data survey tersebut, enduser pada
pasar perumahan untuk wilayah Jakarta dan Bekasi sebesar 75%,
sementara investor hanya 25%. Di kawasan Tangerang, tingkat pengguna
rumah sebesar 79%, dan investor sebesar 21%. Di wilayah Bogor dan
Depok, 78% pembeli rumah adalah enduser, sementara sisanya sebanyak 22% adalah investor. Di Jakarta, 77% pembeli rumah adalah enduser, sementara 23% lainnya adalah investor.
Handa memaparkan, untuk pasar perkantoran dan kawasan industri tidak akan terjadi bubble lantaran
tingkat permintaannya masih sangat tinggi. Sebaliknya, pasokan masih
terbatas. Dari data itu juga diketahui, pembeli kantor dan lokasi
industri adalah enduser, bukan spekulan.
Ia mengatakan,
tingginya permintaan pasar perkantoran saat ini dipicu oleh permintaan
dari perusahaan tambang, IT, perbankan dan asuransi. Sementara
permintaan untuk kawasan industri melonjak karena pihak asing mencari
lokasi industri, karena pasokan perkantoran di wilayah Karawang dan
Bekasi saat ini terbatas.
0 komentar:
Posting Komentar