Kebijakan Bank Indonesia (BI) memangkas suku bunga acuan alias BI
rate hingga level terendah pada November 2011 lalu akan menjadi bahan
bakar penggerak bisnis properti di Tanah Air. Dengan BI rate hanya 6%,
banyak pihak memperkirakan, pasar properti di Indonesia bakal booming
tahun ini.
Sebab, pasokan properti kelas menengah ke bawah dikendalikan oleh pemerintah negara itu.-- Panangian Simanungkalit
Prospek investasi di sektor ini pun kian memikat. Pengamat properti
menilai, investasi properti di negara kita memang semakin menarik.
Panangian Simanungkalit, pengamat properti sekaligus pemilik
Panangian School of Property, bahkan menilai, investasi properti di
Indonesia merupakan satu-satunya paling menguntungkan di dunia. Ada tiga
alasan mengapa prospek bisnis properti Indonesia jadi yang terbaik di
dunia. Pertama, masih ada 14 juta dari 61 juta keluarga di Indonesia
yang belum memiliki rumah.
Kedua, pemerintah semakin kesulitan menyediakan rumah bagi keluarga
kelas menengah ke bawah. Tengok saja, permintaan rumah mencapai 900.000
unit per tahun, sementara pasokan hunian hanya 80.000 unit dalam
setahun.
Ketiga, semua segmen pasar properti di Tanah Air terbuka luas sebagai
investasi, termasuk pasar kelas paling bawah. Sedangkan di luar negeri,
bisnis properti untuk pasar kelas menengah ke bawah tertutup untuk
pengembang dan investor.
"Sebab, pasokan properti kelas menengah ke bawah dikendalikan oleh pemerintah negara itu," ujar Panangian.
Meski sempat mengalami pasang surut, bisnis properti kembali dilirik
pasca krisis ekonomi 2008 lalu. Karena itu, di 2011, pertumbuhan
properti tercatat lumayan tinggi.
"Baik permintaan maupun pertumbuhan harga di semua sektor properti
meningkat cukup tinggi," ungkap Anton Sitorus, Head of Research Jones
Lang LaSalle.
Menurut Anton, properti komersial dan kawasan industri mencetak
pertumbuhan penjualan tertinggi selama 2011. Pertumbuhan penjualan lahan
industri naik hampir tiga kali lipat. Adapun properti sektor komersial
meningkat dua kali lipat. Lalu, penjualan residensial naik sekitar 50%.
Justini Omas, Sekretaris Perusahaan Agung Podomoro Land juga
mengakui, pasar properti memang cukup bergairah tahun lalu. Sepanjang
2011, penjualan Agung Podomoro Land mencapai Rp 4,2 triliun. Pencapaian
ini melampaui target penjualan mereka yang hanya sebesar Rp 3,5 triliun.
Ali Hanafia, pengamat properti, tak terlalu kaget melihat gairah
bisnis properti tahun lalu. Maklum, sebelumnya, ia sudah memprediksi,
harga properti akan mengalami kenaikan cukup tinggi.
"Ini yang membuat para investor mendulang keuntungan yang luar biasa
signifikan, bahkan sampai 100% dalam tempo kurang dari satu tahun,"
beber Ali. (Herry Prasetyo)
Disadur dari Kompas.com
0 komentar:
Posting Komentar