Pada kuartal I tahun 2012, tingkat okupansi hotel di dipinggiran
Jakarta ternyata tumbuh lebih pesat ketimbang Jakarta. Hal ini sesuai
dengan hasil riset dari konsultan properti Coldwell Banker.
Dibandingkan dengan kuartal sebelumnya, tingkat okupansi hotel di Jakarta hanya 0,45% menjadi 65,18% di kuartal satu tahun ini. Sedangkan Bodetabek mengalami penambahan 10% menjadi 76%.
"Kenaikan hunian hotel ini didongkrak oleh banyaknya permintaan kamar hotel untuk kegiatan bisnis, meeting, dan konferensi sebagai alternatif kegiatan bisnis di luar Jakarta yang cukup padat," tulis Manager Research and Consultancy Coldwell Banker Indonesia Meyriana Kesuma dalam risetnya.
Dibandingkan dengan kuartal sebelumnya, tingkat okupansi hotel di Jakarta hanya 0,45% menjadi 65,18% di kuartal satu tahun ini. Sedangkan Bodetabek mengalami penambahan 10% menjadi 76%.
"Kenaikan hunian hotel ini didongkrak oleh banyaknya permintaan kamar hotel untuk kegiatan bisnis, meeting, dan konferensi sebagai alternatif kegiatan bisnis di luar Jakarta yang cukup padat," tulis Manager Research and Consultancy Coldwell Banker Indonesia Meyriana Kesuma dalam risetnya.
Permintaan untuk hotel berbintang, masih didominasi oleh perusahaan
dan pemerintahan. Sementara itu, rendahnya permintaan okupansi hotel di
Jakarta disebabkan oleh perbaikan sebagian hotel berbintang 5. Sebagian
bahkan melakukan pergantian operator.
Di sisi lain, tarif sewa hotel sudah mengalami kenaikan yang
signifikan. Coldwell Banker mencatat, kenaikan tarif rata-rata di
Jakarta sebesar 8,8% sepanjang kuartal satu, menjadi Rp 1.140.000 per
malam.
Kenaikan tarif hotel paling tajam dialami oleh hotel bintang lima
sebesar 13% menjadi Rp 1.700.000 per malam, selanjutnya diikuti oleh
bintang 3 sebesar 7,2% menjadi Rp 720.000, dan bintang 4 sebesar 5,8%
menjadi Rp 1.039.000.
Menurut Meyriana, selain karena meningkatnya permintaan, faktor lain yang ikut mendongkrak naiknya harga sewa adalah isu kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). "Peningkatan tarif sewa adalah bentuk antisipasi pihak manajemen," ujar Meyriana lagi.
Menurut Meyriana, selain karena meningkatnya permintaan, faktor lain yang ikut mendongkrak naiknya harga sewa adalah isu kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). "Peningkatan tarif sewa adalah bentuk antisipasi pihak manajemen," ujar Meyriana lagi.
kontan.co.id
0 komentar:
Posting Komentar