Nurul Qomariyah - detikFinance
Jakarta - Bisnis properti sebenarnya masih sangat prospektif karena terus meningkatnya permintaan. Sayangnya, penawaran cenderung tetap karena adanya sejumlah masalah. Apa saja?
Survei properti residensial menunjukkan ada sejumlah faktor yang dapat menghambat pertumbuhan bisnis properti. Faktor-faktor itu adalah:
Survei properti residensial menunjukkan ada sejumlah faktor yang dapat menghambat pertumbuhan bisnis properti. Faktor-faktor itu adalah:
- Kenaikan harga bahan bangunan (20,28%)
- Sulitnya perizinan/birokrasi (18,41%)
- Tingginya suku bunga KPR (16,90%)
- Tingginya pajak (16,43%).
Demikian hasil Survei Harga Properti Residensial yang dikutip dari situs Bank Indonesia, Selasa (8/11/2011). Survei triwulanan ini dilakukan terhadap sampel pengembang proyek perumahan di 12 kota.
Survei menunjukkan, permintaan properti residensial di 14 kota besar pada triwulan III-2011 menunjukkan peningkatan, sementara penawaran cenderung tetap.
Permintaan properti residensial meningkat selama triwulan III-2011 didukung oleh kuatnya permintaan masyarakat serta kondisi perekonomian yang membaik, sarana dan prasarana pendukung yang membaik dan promosi yang gencar dari pengembang.
Selama triwulan III-2011, unit properti yang terjual mencapai 20.710 unit, meningkat 2,18% dibandingkan triwulan II-2011. Rincian jenis yang terjual adalah:
- Tipe kecil: 8.416 unit (naik 10,48%),
- Tipe menengah : 8.937 unit (naik tipis 0,01%)
- Tipe besar : 3.357 unit (naik 3,95%).
Sementara sebagian responden (39,25%) mengungkapkan ada tekanan kenaikan harga properti residensial yang berasal dari kenaikan harga bahan bangunan, tingginya biaya perizinan serta tingginya upah pekerja.
Dari sisi penawaran, survei menunjukkan tidak ada peningkatan yang signifikan bahkan cenderung tetap. Para pengembang juga masih menggunakan dana internal perusahaan sebagai sumber utama pembiayaan pembangunan properti residensial.
Sebagian besar responden (46,63%) mengungkapkan, hingga saat ini dana internal perusahaan tetap menjadi sumber utama pembiayaan pembangunan properti. Kontribusi dana internal terhadap pembiayaan properti itu menurun jika dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 55,40%.
Berdasarkan komposisi, sumber pembiayaan pembangunan properti dari dana internal perusahaan sebagian besar berasal dari modal disetor (40,92%), laba ditahan (39,18%) dan joiunt venture (15,61%).
Dari sisi konsumen, fasilitas KPR masih menjadi pilihan. Sebanyak 79,42% konsumen masih mengandalkan KPR untuk pembelian rumah, terutama untuk tipe kecil. Sisanya membeli rumah dengan tunai bertahap (16,17%) dan tunai (9,27%).
(qom/hen)
Sumber: http://finance.detik.com/read/2011/11/08/115047/1762728/1016/ini-dia-faktor-faktor-penghambat-bisnis-properti?f990101mainnews
0 komentar:
Posting Komentar