Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Keinginan masyarakat Indonesia membeli property terkategori tinggi. Survey terbaru yang dilakukan iProperty, sebanyak 33,6 persen masyarakat Indonesia memiliki dua hingga lebih properti. Sebanyak 75,4 persen orang merencanakan membeli properti dalam waktu dekat.
Berdasarkan survei pasar properti online yang pertama kali dilakukan oleh iProperti Group, jaringan website properti no satu di Asia, terungkap bahwa kebutuhan akan properti dan perumahan di Indonesia terus meningkat.
Data yang diperoleh dari BPS pada tahun 2010, kebutuhan jumlah properti saat ini telah mencapai 13 juta unit.
Dengan perbandingan jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 240 juta jiwa, maka pertambahan 13 juta dalam tahun 2010 terkategori banyak.
Hal ini karena sekitar 78 persen dari jumlah penduduk telah menempati properti yang layak sebagai tempat tinggal. San sisanya, sebesar 21 persen atau sekitar 13 juta keluarga belum menempati properti milik pribadi.
Survei menunjukkan adanya kecenderungan di penduduk Indonesia, bahwa kebutuhan untuk memiliki properti pribadi sampai saat ini belum menjadi prioritas utama bagi mereka.
"Ini adalah kesempatan yang baik bagi para pengusaha properti untuk mendorong masyarakat Indonesia memiliki properti sebagai investasi untuk jangka panjang," kata Shaun Di Gregorio, CEO dari iProperti Group dalam penjelasannya di Jakarta, Senin (27/2/2012).
Partisipan survei ini adalah masyarakat dengan rentang usia 26-40 tahun. Sebagian besar berprofesi sebagai eksekutif manajerial dan profesional.
Para peserta survey merupakan penduduk dengan pendapatan tahunan rumah tangga berada di atas rata-rata pendapatan nasional. Pemilihan ini juga didasarkan pada kemampuan penduduk untuk melakukan pembelian properti dan melakukan pemilihan berinvestasi di bidang properti.
Berdasarkan survei yang telah dilakukan, penentuan keputusan untuk memiliki suatu properti bagi penduduk Indonesia dan Malaysia dipengaruhi oleh lokasi properti, yang kemudian disusul oleh harga properti. Sementara, berlaku sebaliknya, penduduk di Singapura dan Hong Kong lebih mempertimbangkan harga properti dibandingkan lokasi properti.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Keinginan masyarakat Indonesia membeli property terkategori tinggi. Survey terbaru yang dilakukan iProperty, sebanyak 33,6 persen masyarakat Indonesia memiliki dua hingga lebih properti. Sebanyak 75,4 persen orang merencanakan membeli properti dalam waktu dekat.
Berdasarkan survei pasar properti online yang pertama kali dilakukan oleh iProperti Group, jaringan website properti no satu di Asia, terungkap bahwa kebutuhan akan properti dan perumahan di Indonesia terus meningkat.
Data yang diperoleh dari BPS pada tahun 2010, kebutuhan jumlah properti saat ini telah mencapai 13 juta unit.
Dengan perbandingan jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 240 juta jiwa, maka pertambahan 13 juta dalam tahun 2010 terkategori banyak.
Hal ini karena sekitar 78 persen dari jumlah penduduk telah menempati properti yang layak sebagai tempat tinggal. San sisanya, sebesar 21 persen atau sekitar 13 juta keluarga belum menempati properti milik pribadi.
Survei menunjukkan adanya kecenderungan di penduduk Indonesia, bahwa kebutuhan untuk memiliki properti pribadi sampai saat ini belum menjadi prioritas utama bagi mereka.
"Ini adalah kesempatan yang baik bagi para pengusaha properti untuk mendorong masyarakat Indonesia memiliki properti sebagai investasi untuk jangka panjang," kata Shaun Di Gregorio, CEO dari iProperti Group dalam penjelasannya di Jakarta, Senin (27/2/2012).
Partisipan survei ini adalah masyarakat dengan rentang usia 26-40 tahun. Sebagian besar berprofesi sebagai eksekutif manajerial dan profesional.
Para peserta survey merupakan penduduk dengan pendapatan tahunan rumah tangga berada di atas rata-rata pendapatan nasional. Pemilihan ini juga didasarkan pada kemampuan penduduk untuk melakukan pembelian properti dan melakukan pemilihan berinvestasi di bidang properti.
Berdasarkan survei yang telah dilakukan, penentuan keputusan untuk memiliki suatu properti bagi penduduk Indonesia dan Malaysia dipengaruhi oleh lokasi properti, yang kemudian disusul oleh harga properti. Sementara, berlaku sebaliknya, penduduk di Singapura dan Hong Kong lebih mempertimbangkan harga properti dibandingkan lokasi properti.
Penulis: Eko Sutriyanto | Editor: Yulis Sulistyawan
http://www.tribunnews.com/2012/02/27/336-persen-masyarakat-indonesia-miliki-2-rumah
0 komentar:
Posting Komentar