Secara riil sektor properti saat ini tidak terlalu merasakan dampak krisis global yang terjadi kawasan Eropa dan Amerika. Namun, pada 2012 efek itu dapat terasa sehingga harus tetap berhati-hati. |
JAKARTA, KOMPAS.com - Sektor properti di Indonesia, khususnya di Jakarta berkembang pesat (booming)
pada 2011 ini dan diprediksi akan terus berlanjut hingga 2012
mendatang. Hal itu berkat pertumbuhan ekonomi dalam negeri yang tetap
solid.
Booming terjadi belakangan ini meliputi segmen yang besar, baik itu sektor apartemen dan residensial.-- Artadinata Djangkar
Demikian diungkapkan Direktur dan
Corporate Secretary PT Ciputra Property Tbk (CTRP) Artadinata Djangkar
di Jakarta, Selasa (25/10/2011). Artadinata mengatakan, kenaikan
permintaan properti tahun ini dapat dilihat dari proyek apartemen yang
dikembangkan perseroan, seperti Apartment MyHome at Ciputra World, yang
hingga sembilan bulan tahun ini mengalami pertumbuhan sekitar 30 persen.
"Sebetulnya, semua sektor tumbuh cukup baik, di mana booming terjadi belakangan ini meliputi segmen yang besar, baik itu sektor apartemen dan residensial," kata Artadinata.
Sementara
itu, mengenai krisis global yang terjadi kawasan Eropa dan Amerika,
lanjutnya, secara riil sektor properti saat ini tidak terlalu merasakan.
Namun, tahun depan efek tersebut dapat terasa sehingga perseroan tetap
berhati-hati.
"Langkah paling penting mengatasi krisis adalah pendanaan dan cash flow.
Intinya, jangan melakukan peminjaman melebihi kapasitas. Selama hal itu
dijaga maka tidak akan ada masalah, namun kalaupun ada penurunan pasar,
perseroan tinggal menggunakan dana sendiri dan tidak terlalu berat
membayar utang atau bunga," tukasnya.
Sementara itu, Chairman
Jones Lang LaSalle, Lucy Rumantir, mengatakan membaiknya perekonomian
Indonesia menjadi daya tarik investor asing, sehingga menjadi landasan
kuat bagi perkembangan positif sektor properti baik di Jakarta maupun
kota besar lainnya.
"Kecemasan akan penurunan ekonomi global
akibat melambatnya ekonomi Amerika dan Eropa diperkirakan tidak akan
secara signifikan mempengaruhi pertumbuhan pasar properti dalam negeri,"
ujarnya.
Selain itu, katanya, besarnya pangsa pasar dalam negeri
yang ditunjang pertumbuhan di kalangan ekonomi menengah dan proyeksi
perkembangan investasi dari mancanegara, akan menjadi pendorong bisnis
sekaligus penyangga terhadap gejolak instabilitas yang mungkin terjadi.
"Bukan
tidak mungkin perekonomian dan perkembangan pasar properti di Indonesia
akan kembali mengalami masa keemasan seperti yang terjadi di
pertengahan 90-an," pungkasnya.
0 komentar:
Posting Komentar