Asosiasi Pengusaha Pusat Perbelanjaan Indonesia (APPBI) memprediksi
peningkatan harga sewa ruang ritel atau pusat perbelanjaan di Jakarta
pada 2014 dapat mencapai 30% akibat pertumbuhan pasok yang lebih rendah
dari pertumbuhan permintaan.
Ketua APPBI Handaka Santosa
mengungkapkan kendati pasar properti diprediksi melambat akibat kondisi
makro ekonomi yang belum stabil dan adanya agenda pemilihan umum, sektor
ritel tetap akan menjadi unggulan pada tahun depan sebab terkait dengan
pemenuhan kebutuhan umum.
Di samping itu, dia mengatakan pada
2014 ekspansi produk asing yang diprediksi meningkat akan mendorong
permintaan sewa ruang ritel.
“Konsumsi domestik yang men-drive pertumbuhan ekonomi. Sektor ini akan tetap jadi unggulan,” katanya kepada Bisnis, Senin (21/10/2013).
Dia
menuturkan penurunan pasokan ruang ritel pada tahun depan, yang bahkan
sudah mulai melambat sejak kuartal III 2013, akan menyebabkan
peningkatan harga sewa seiring dengan pertambahan permintaan yang lebih
tinggi.
Menurut perkiraannya pada 2014 kenaikan harga sewa ruang
ritel berada pada kisaran 10%-30%. “Ini akan bagus bagi para pengembang.
Harga sewa akan meningkat ketika suplai menurun,” ujarnya.
Peningkatan
harga sewa tersebut, jelasnya, akan menyasar seluruh level properti
ritel. Dia menjelaskan peningkatan harga tertinggi juga sulit ditetapkan
berdasarkan lokasi, sebab akan bergantung pada permintaan pasar.
Kendati begitu, Handa menyatakan pada tahun depan unit ritel segmen menengah memiliki potensi permintaan yang tinggi.
“Sulit
ditentukan mana lokasi yang kenaikan harganya paling tinggi. Dimana
saja bisa. Itu untuk semua level, tetapi yang banyak dibutuhkan adalah
segmen menengah,” katanya.
Quarterly Media Briefing Jones Lang Lasalle beru-baru ini mencatat pertumbuhan pasok ruang ritel baru di Jakarta hingga kuartal ketiga 2013 mencapai 115.000 meter persegi. Sementara, permintaan bertumbuh sekitar 139.000 meter persegi dengan tingkat hunian yang meningkat ke kisaran 93%.
Quarterly Media Briefing Jones Lang Lasalle beru-baru ini mencatat pertumbuhan pasok ruang ritel baru di Jakarta hingga kuartal ketiga 2013 mencapai 115.000 meter persegi. Sementara, permintaan bertumbuh sekitar 139.000 meter persegi dengan tingkat hunian yang meningkat ke kisaran 93%.
Adapun, harga sewa kotor rata-rata ruang ritel Rp453.140 per meter persegi dengan harga dasar Rp357.140 dan service charge Rp87.000.
Berbeda dengan sektor lainnya, kenaikan harga sewa rata-rata sektor ritel dalam periode ini lebih tinggi dibanding triwulan sebelumnya. Harga sewa ruang ritel naik sekitar 2,5% dibanding kuartal sebelumnya. Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan peningkatan harga antar kuartal sebelumnya, yakni 1,6%.
Berbeda dengan sektor lainnya, kenaikan harga sewa rata-rata sektor ritel dalam periode ini lebih tinggi dibanding triwulan sebelumnya. Harga sewa ruang ritel naik sekitar 2,5% dibanding kuartal sebelumnya. Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan peningkatan harga antar kuartal sebelumnya, yakni 1,6%.
Sumber: Bisnis.com
0 komentar:
Posting Komentar