Harga tanah di sekitar lokasi pembangunan flyover atau jalan layang non
tol Pangeran Antasari-Blok M, Jakarta Selatan terus merangkak naik
hingga 15%. Namun ada beberapa titik justru harga tanahnya turun karena
berdekatan dengan tiang beton proyek flyover.
Berdasarkan penelusuran detikFinance, di wilayah itu terjadi kenaikan harga tanah. Salah satu warga di Kelurahan Cipete Utara, mengatakan harga tanah di sekitar proyek flyover Antasari naik sekitar Rp 1 juta/m2 atau sekitar 15% dalam satu tahun.
"Tahun sekarang ada kenaikan, tahun lalu Rp 7 juta dan sekarang Rp 8 juta dari NJOP (nilai jual objek pajak)," ungkap sumber itu kepada detikFinance, Minggu (6/5/2012).
Sementara salah satu petugas kelurahan Cipete Utara mengungkapkan adanya proyek flyover sepanjang 4,85 Km itu telah menaikkan nilai tanah di sekitar lokasi proyek. Petugas itu enggan menyebut besarnya kenaikan harga tanah, karena tergantung kesepakatan antara penjual dan pembeli.
"Kalau adanya proyek ini jelas ada kenaikan nilai tanah dengan sendirinya," sambungnya.
Sementara itu warga lain di sekitar lokasi proyek flyover Antasari malah mengeluhkan pembangunan proyek ini. Alasannya karena telah membuat kemacetan parah dan sedikit menurunkan harga jual tanah pada lokasi yang ada tiang pancang proyek flyover Antasari.
"Harga tanah pas adanya tiang turun," ungkap salah satu warga yang enggan disebutkan namanya.
Secara terpisah, harga tanah di lokasi pembangun Proyek Mass Rapid Transport (MRT) tahap 1 koriodor Selatan-Utara tepatnya disekitar lokasi stadion Lebak Bulus Jakarta Selatan masih belum ada tanda-tanda kenaikan.
Menurut salah ketua RT di kelurahan Lebak Bulus, M Yasin mengatakan kalau harga tanah di sekitar lokasi proyek MRT masih tetap di kisaran Rp 5 juta/m2. "Disini harganya masih biasa-biasa saja," kata Yasin.
Berdasarkan penelusuran detikFinance, di wilayah itu terjadi kenaikan harga tanah. Salah satu warga di Kelurahan Cipete Utara, mengatakan harga tanah di sekitar proyek flyover Antasari naik sekitar Rp 1 juta/m2 atau sekitar 15% dalam satu tahun.
"Tahun sekarang ada kenaikan, tahun lalu Rp 7 juta dan sekarang Rp 8 juta dari NJOP (nilai jual objek pajak)," ungkap sumber itu kepada detikFinance, Minggu (6/5/2012).
Sementara salah satu petugas kelurahan Cipete Utara mengungkapkan adanya proyek flyover sepanjang 4,85 Km itu telah menaikkan nilai tanah di sekitar lokasi proyek. Petugas itu enggan menyebut besarnya kenaikan harga tanah, karena tergantung kesepakatan antara penjual dan pembeli.
"Kalau adanya proyek ini jelas ada kenaikan nilai tanah dengan sendirinya," sambungnya.
Sementara itu warga lain di sekitar lokasi proyek flyover Antasari malah mengeluhkan pembangunan proyek ini. Alasannya karena telah membuat kemacetan parah dan sedikit menurunkan harga jual tanah pada lokasi yang ada tiang pancang proyek flyover Antasari.
"Harga tanah pas adanya tiang turun," ungkap salah satu warga yang enggan disebutkan namanya.
Secara terpisah, harga tanah di lokasi pembangun Proyek Mass Rapid Transport (MRT) tahap 1 koriodor Selatan-Utara tepatnya disekitar lokasi stadion Lebak Bulus Jakarta Selatan masih belum ada tanda-tanda kenaikan.
Menurut salah ketua RT di kelurahan Lebak Bulus, M Yasin mengatakan kalau harga tanah di sekitar lokasi proyek MRT masih tetap di kisaran Rp 5 juta/m2. "Disini harganya masih biasa-biasa saja," kata Yasin.
0 komentar:
Posting Komentar