Program 1.000 rumah susun (rusunami/rusunawa) yang sempat menjadi
program Mantan Wapres Jusuf Kalla kini belum terealisasi maksimal.
Tercatat hingga kini hanya 13,8% yang sudah terbangun atau sebanyak 138
tower.
"Sebetulnya sekarang realisasinya 138, kalau kita hitung itu 10% lebih (13,8%) dikit dari 1000 tower," kata Deputi Perumahan Formal Kementerian Perumahan Rakyat Pangihutan Marpaung dalam acara Sosialisasi Tingkat Nasional UU Rusun di Hotel Sahid Jakarta, Kamis, (12/4/12).
"Sebetulnya sekarang realisasinya 138, kalau kita hitung itu 10% lebih (13,8%) dikit dari 1000 tower," kata Deputi Perumahan Formal Kementerian Perumahan Rakyat Pangihutan Marpaung dalam acara Sosialisasi Tingkat Nasional UU Rusun di Hotel Sahid Jakarta, Kamis, (12/4/12).
Pangihutan menjelaskan banyak kendala mengapa program 1.000 tower tak berjalan maksimal. Masalahnya mulai dari regulasi pemerintah daerah hingga minat kalangan pengembang.
"Pertama zonasi itu nggak jelas dimana, DKI mereka membuat zonasi dari Barat ke Timur sudah dilengkapi KLB (Koefisien Lantai Bangunan), KLB nya masih rendah. Lalu perizinannya juga kurang jelas, waktu itu pernah ada satu rusun sudah dipancang oleh wapres tapi bulan depannya disegel. Perizinannya belum jelas. Lalu soal retribusi, masih soal perizinan juga retribusi ini 50%, tapi faktanya untuk itu butuh rekomendasi, rekomendasi juga butuh uang," papar Pangihutan.
Selain itu ada juga alasan lainnya, misal soal infrastruktur antaralain rusun di pinggiran Jakarta yang sebetulnya bisa mengambil suplai air PDAM dari Bogor, namun pemerintah DKI tidak memperkenankan. "Kalau dari DKI lebih besar dananya karena dia di daerah pinggiran," katanya.
Program Rumah Susun 1000 Tower era Wapres Jusuf Kalla sejak 2007 lalu bertujuan untuk menyediakan tempat tinggal layak huni dengan harga terjangkau di pusat kota. Program ini mencakup Rusunawa (Rumah Susun Tanah Sewa) oleh pemerintah, dan juga Rusunami (Rumah Susun Tanah Miik) yang disediakan oleh pengembang.
0 komentar:
Posting Komentar