TEMPO Interaktif
-- Menteri BUMN Dahlan Iskan mengungkapkan tiga rencananya dalam
membesarkan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk kemakmuran rakyat,
yaitu BUMN di sektor pangan, properti, dan transportasi. "Saya punya
rencana besar mewujudkan BUMN yang kuat dan mampu mengalahkan swasta,"
kata Dahlan di sela acara "Mandiri Economic Forum" di Jakarta, Kamis, 15
Desember 2011 .
Menurut Dahlan, saat ini keinginan yang paling dekat di pikirannya adalah meraksasakan BUMN bidang pangan demi menjaga ketahanan pangan dari kemungkinan terjadinya krisis pangan.
"Selama ini dalam kondisi normal kita masih mengimpor beras karena ketergantungan dari negara lain. Bagaimana jika Thailand, Vietnam, India, dan Cina tiba-tiba tidak bisa memenuhi permintaan beras dari Indonesia. Ini bisa membuat kita kesulitan pangan," ujarnya.
Karena itu, mantan Direktur Utama PT PLN ini bertekad membangun BUMN Pangan dengan mensinergikan tiga BUMN (Sang Hyang Seri, Pertani, dan Pusri) untuk mencetak 1 juta hektare lahan baru pertanian hingga 2014.
"BUMN akan turun tangan dengan pendekatan korporasi untuk menyelesaikan berbagai kendala dalam pengembangan ketahanan pangan," ujarnya.
Dalam bidang transportasi, Dahlan menuturkan, dirinya akan membangun industri kapal pengangkut komoditi untuk BBM, minyak sawit, dan batu bara.
"Sinergi BUMN di sektor transportasi dapat dilakukan antara PT Bukit Asam dan BUMN perkapalan lainnya. Selama ini BUMN terlalu banyak yang menyewa kapal hingga triliunan rupiah hanya untuk mendistribusikan hasil komoditi," tegasnya.
Untuk itu, ditambahkan Dahlan, sudah saatnya dibuat industri kapal dengan skema jaminan pembiayaan.
Dari sisi infrastruktur Dahlan melihat bahwa saat ini yang harus cepat-cepat dikembangkan adalah Pelabuhan Tanjung Priok.
"Pelabuhan ini sangat strategis karena menjadi lalu lintas kapal dan barang dalam jumlah sangat besar. Selain juga mengembangkan Pelabuhan Minyak Sawit Kuala Tanjung," katanya.
Ia menggambarkan betapa saat ini infrastruktur logistik Indonesia belum memadai yang mengakibatkan terjadinya ekonomi biaya tinggi.
Sementara itu, pada transportasi darat, Dahlan terpikir untuk mengembangkan jalur transportasi kereta api dapat mengatasi kendala distribusi barang dan jasa yang selama ini terhambat karena keterbatasan jalan."Dalam dua tahun ke depan kita harus menyelesaikan pembangunan double track jalan kereta api Jakarta-Surabaya," tuturnya.
Dahlan juga menyoroti distribusi migas, terutama dari Jawa Timur ke Jawa Barat, serta di sejumlah wilayah lainnya di Indonesia.
"Pembangunan LNG receiving terminal dan pipanisasi gas trans Jawa saya akan paksakan dapat diselesaikan dalam dua tahun. Selain menampung untuk kebutuhan gas dalam negeri, terminal ini juga bisa dimanfaatkan untuk keperluan ekspor," tegasnya.
Sementara itu pada sektor properti, Dahlan mengungkapkan bahwa saat ini banyak aset tidak produktif BUMN yang jika dikelola secara korporasi akan memberi keuntungan yang sangat besar bagi negara.
"Potensi kelolaan aset nonproduktif BUMN yang bisa mencapai sekitar Rp 500 triliun itu dapat digarap dan dikembangkan Perum Perumnas dan PT Kereta Api Indonesia," ujarnya.
Secara keseluruhan, dikatakan Dahlan, jika mimpi tersebut tidak direalisasikan sekarang juga, maka Indonesia akan diserbu asing dan tidak bisa memanfaatkan pertumbuhan ekonomi.
"Jika semua itu dilaksanakan sesuai jadwal, ditambah dengan masuknya Indonesia dalam investment grade pada semester I 2012, maka ke depannya bisa dibayangkan bahwa ekonomi Indonesia akan luar biasa bagus," katanya.
Menurut Dahlan, saat ini keinginan yang paling dekat di pikirannya adalah meraksasakan BUMN bidang pangan demi menjaga ketahanan pangan dari kemungkinan terjadinya krisis pangan.
"Selama ini dalam kondisi normal kita masih mengimpor beras karena ketergantungan dari negara lain. Bagaimana jika Thailand, Vietnam, India, dan Cina tiba-tiba tidak bisa memenuhi permintaan beras dari Indonesia. Ini bisa membuat kita kesulitan pangan," ujarnya.
Karena itu, mantan Direktur Utama PT PLN ini bertekad membangun BUMN Pangan dengan mensinergikan tiga BUMN (Sang Hyang Seri, Pertani, dan Pusri) untuk mencetak 1 juta hektare lahan baru pertanian hingga 2014.
"BUMN akan turun tangan dengan pendekatan korporasi untuk menyelesaikan berbagai kendala dalam pengembangan ketahanan pangan," ujarnya.
Dalam bidang transportasi, Dahlan menuturkan, dirinya akan membangun industri kapal pengangkut komoditi untuk BBM, minyak sawit, dan batu bara.
"Sinergi BUMN di sektor transportasi dapat dilakukan antara PT Bukit Asam dan BUMN perkapalan lainnya. Selama ini BUMN terlalu banyak yang menyewa kapal hingga triliunan rupiah hanya untuk mendistribusikan hasil komoditi," tegasnya.
Untuk itu, ditambahkan Dahlan, sudah saatnya dibuat industri kapal dengan skema jaminan pembiayaan.
Dari sisi infrastruktur Dahlan melihat bahwa saat ini yang harus cepat-cepat dikembangkan adalah Pelabuhan Tanjung Priok.
"Pelabuhan ini sangat strategis karena menjadi lalu lintas kapal dan barang dalam jumlah sangat besar. Selain juga mengembangkan Pelabuhan Minyak Sawit Kuala Tanjung," katanya.
Ia menggambarkan betapa saat ini infrastruktur logistik Indonesia belum memadai yang mengakibatkan terjadinya ekonomi biaya tinggi.
Sementara itu, pada transportasi darat, Dahlan terpikir untuk mengembangkan jalur transportasi kereta api dapat mengatasi kendala distribusi barang dan jasa yang selama ini terhambat karena keterbatasan jalan."Dalam dua tahun ke depan kita harus menyelesaikan pembangunan double track jalan kereta api Jakarta-Surabaya," tuturnya.
Dahlan juga menyoroti distribusi migas, terutama dari Jawa Timur ke Jawa Barat, serta di sejumlah wilayah lainnya di Indonesia.
"Pembangunan LNG receiving terminal dan pipanisasi gas trans Jawa saya akan paksakan dapat diselesaikan dalam dua tahun. Selain menampung untuk kebutuhan gas dalam negeri, terminal ini juga bisa dimanfaatkan untuk keperluan ekspor," tegasnya.
Sementara itu pada sektor properti, Dahlan mengungkapkan bahwa saat ini banyak aset tidak produktif BUMN yang jika dikelola secara korporasi akan memberi keuntungan yang sangat besar bagi negara.
"Potensi kelolaan aset nonproduktif BUMN yang bisa mencapai sekitar Rp 500 triliun itu dapat digarap dan dikembangkan Perum Perumnas dan PT Kereta Api Indonesia," ujarnya.
Secara keseluruhan, dikatakan Dahlan, jika mimpi tersebut tidak direalisasikan sekarang juga, maka Indonesia akan diserbu asing dan tidak bisa memanfaatkan pertumbuhan ekonomi.
"Jika semua itu dilaksanakan sesuai jadwal, ditambah dengan masuknya Indonesia dalam investment grade pada semester I 2012, maka ke depannya bisa dibayangkan bahwa ekonomi Indonesia akan luar biasa bagus," katanya.
http://www.tempo.co/read/news/2011/12/16/092372001/Seperti-Apa-Mimpi-Dahlan-Soal-BUMN
0 komentar:
Posting Komentar