Pemerintah menargetkan untuk 56 ribu rumah setiap tahunnya, dengan anggaran Rp280 miliar.
VIVAnews - Kementerian Perumahaan Rakyat menyiapkan
program 'bedah rumah' yang diberi nama rumah swadaya. Akan ada dana
hibah bagi 56 ribu rumah setiap tahun. Total anggaran yang disiapkan
mencapai Rp280 miliar.
"Itu program memperbaiki rumah kumuh yang tidak layak huni. Kami punya program memberikan bantuan hibah kepada pemilik rumah untuk memperbaiki rumahnya menjadi layak huni. Anggarannya itu untuk 56 ribu rumah dikali Rp5 juta," kata Menteri Perumahan Rakyat (Menpera) Djan Faridz, usai peresmian Tiang Pancang Rumah Susun Bersubsidi Milik untuk Pekerja, Delta Cakung Apartemen, Jakarta, Rabu 26 Oktober 2011.
"Itu program memperbaiki rumah kumuh yang tidak layak huni. Kami punya program memberikan bantuan hibah kepada pemilik rumah untuk memperbaiki rumahnya menjadi layak huni. Anggarannya itu untuk 56 ribu rumah dikali Rp5 juta," kata Menteri Perumahan Rakyat (Menpera) Djan Faridz, usai peresmian Tiang Pancang Rumah Susun Bersubsidi Milik untuk Pekerja, Delta Cakung Apartemen, Jakarta, Rabu 26 Oktober 2011.
Syaratnya, kata Djan Faridz, tanah yang ditempati merupakan tanah hak milik, bukan rumah-rumah liar dan tidak bersertifikat. "Kalau liar, kami tidak bisa bantu. Nah, itu program swadaya yang kami lakukan," ungkapnya.
Dari 56 ribu unit yang akan menerima dana hibah, kata Djan Faridz,
lokasinya tersebar di seluruh Indonesia, baik di kota-kota besar maupun
di pedesaan.
"Targetnya per tahun, tapi saya ingin tiga tahun selama saya jadi menteri, saya ingin mencanangkan satu juta rumah swadaya, cuma anggarannya belum tahu," kata Menpera.
Rumah yang akan dibedah adalah rumah kumuh, misalnya yang beratap rumbia diganti dengan seng, yang berlantai tanah akan diplester, lalu yang tidak berjendela akan dikasih jendela.
"Jadi, memenuhi persyaratan kesehatan. Tapi dindingnya, kalau di kampung kan biasa gedek (anyaman bambu) itu nggak usah diganti, tetap. Kan itu rumah tradisional begitu, cuma ditingkatkan, supaya menjadi layak huni," ujarnya.
'Bedah Rumah' ini, kata Menpera, akan segera dilakukan dan ditargetkan segera terealisir agar masyarakat dapat secepatnya merasakan manfaatnya. Bahkan, ia berharap, tidak hanya 56 ribu rumah yang akan diberi dana hibah setiap tahunnya tapi bisa lebih dari itu.
"Inginnya satu tahun itu 300 ribu unit, sehingga masyarakat di seluruh provinsi merasakan program swadaya rumah, itu cita-cita saya," kata Djan Faridz.
"Targetnya per tahun, tapi saya ingin tiga tahun selama saya jadi menteri, saya ingin mencanangkan satu juta rumah swadaya, cuma anggarannya belum tahu," kata Menpera.
Rumah yang akan dibedah adalah rumah kumuh, misalnya yang beratap rumbia diganti dengan seng, yang berlantai tanah akan diplester, lalu yang tidak berjendela akan dikasih jendela.
"Jadi, memenuhi persyaratan kesehatan. Tapi dindingnya, kalau di kampung kan biasa gedek (anyaman bambu) itu nggak usah diganti, tetap. Kan itu rumah tradisional begitu, cuma ditingkatkan, supaya menjadi layak huni," ujarnya.
'Bedah Rumah' ini, kata Menpera, akan segera dilakukan dan ditargetkan segera terealisir agar masyarakat dapat secepatnya merasakan manfaatnya. Bahkan, ia berharap, tidak hanya 56 ribu rumah yang akan diberi dana hibah setiap tahunnya tapi bisa lebih dari itu.
"Inginnya satu tahun itu 300 ribu unit, sehingga masyarakat di seluruh provinsi merasakan program swadaya rumah, itu cita-cita saya," kata Djan Faridz.
• VIVAnews
Sumber: http://bisnis.vivanews.com/news/read/259032-menteri-baru-luncurkan-program--bedah-rumah-
0 komentar:
Posting Komentar