Shutterstock |
Berdasarkan survei pada 2006, BI menemukan semakin besar tipe rumah maka ketergantungan kepada kredit semakin kecil.
Kredit Pemilikan Rumah (KPR) tetap menjadi metode utama pemilikan
rumah oleh sejumlah masyarakat Indonesia. Sistem pembayaran atau
pembelian rumah sebesar 77 % dibiayai oleh kredit, selebihnya adalah
tunai bertahap dan tunai.
Peneliti eksekutif Direktorat Penelitian
dan Pengaturan Perbankan Bank Indonesia, Yunita R Sari, mengatakan dari
nilai 77% tersebut, sebanyak 75 % adalah kredit untuk komersil dan
sekitar 1,66 % kredit yang bersubsidi atau dengan fasilitas likuiditas
pembiayaan perumahan (FLPP). Berdasarkan survei pada 2006, BI menemukan
semakin besar tipe rumah maka ketergantungan kepada kredit semakin
kecil.
"Tiga faktor paling mempengaruhi masyarakat dalam
mengajukan kredit properti adalah tingkat suku bunga yang mempengaruhi
jumlah angsuran, kemudian pendapatan masyarakat, dan ketiga besarnya
uang muka," tambah Yunita di Jakarta, Kamis (3/5/2012).
Terkait
ketentuan Surat Edaran Bank Indonesia No.14/10/DPNP tanggal 15 Maret
2012 tentang Penerapan Manajemen Risiko pada Bank yang Melakukan
Pemberian Kredit Pemilikan Rumah dan Kredit Kendaraan Bermotor, Yunita
mengatakan hal itu bertujuan untuk memberikan hal positif baik kepada
bank maupun masyarakat.
"Tujuan ketentuan ini adalah mencegah
tumbuhya KPR yang berlebihan sehingga dapat menekan pertumbuhan harga
properti yang berlebihan," katanya.
Seperti diberitakan di Kompas.com,
Rabu (2/5/2012), peraturan baru Bank Indonesia (BI) terkait besaran
uang muka atau down payment (DP) sebesar 30 % untuk kepemilikan rumah
berdampak pada penundaan pembelian rumah dengan tipe minimal 70 meter
persegi. Penundaan ini akan berlangsung 7 - 8 bulan.
"Dengan
berlakunya aturan yang mengatur besaran uang muka atau Loan to Value
(LTV) akan berdampak pada penundaan pembelian rumah, sementara risiko
pembatalan pembelian rumah sangat kecil kemungkinannya," kata
Directorate of Banking Research and Regulation Bank Indonesia, Yunita
Resmi Sari, di acara talkshow Siasat Bank dan Pengembang untuk Menopang
Daya Beli Konsumen di Jakarta, Rabu (2/5/2012).
0 komentar:
Posting Komentar