MAKASSAR, UPEKS-- Harga properti di Kota Makassar, pada triwulan IV-2011
dibandingkan triwulan IV-2010 tumbuh sebesar 6,0%. Hal ini tercermin
pada nilai Indeks Harga Property Residential triwulan IV-2011 menjadi
184,2, sebelumnya 173,7 pada triwulan III-2011.
Peneliti Ekonomi Madya Senior Bank Indonesia (BI) Makassar Gusti Raizal Eka Putra, dari sisi tipe rumah, kenaikan harga terjadi pada seluruh tipe rumah dengan kenaikan tertinggi terjadi pada tipe rumah menengah sebesar 9,9% (yoy), disusul tipe rumah kecil (6.2%) dan tipe rumah besar (2,1%) dengan Indeks Harga Properti Residential masing-masing tipe sebesar 188,9, 216,0 dan 151,9.
Peneliti Ekonomi Madya Senior Bank Indonesia (BI) Makassar Gusti Raizal Eka Putra, dari sisi tipe rumah, kenaikan harga terjadi pada seluruh tipe rumah dengan kenaikan tertinggi terjadi pada tipe rumah menengah sebesar 9,9% (yoy), disusul tipe rumah kecil (6.2%) dan tipe rumah besar (2,1%) dengan Indeks Harga Properti Residential masing-masing tipe sebesar 188,9, 216,0 dan 151,9.
"Sebagian responden mengemukakan bahwa kenaikan harga property residential di Makassar disebabkan mahalnya biaya perizinan sebesar 30,1 persen, naikknya harga bahan bangunan 27,4 persen, serta tingginya tingkat upah pekerja sebesar 16,4 persen," terang Gusti di Makassar, belum lama ini.
Menurutnya, permintaan konsumen yang masih cukup tinggi terhadap properti belum diimbangi suplai hunian baru, sehingga diperkirakan ikut mendorong harga properti residential.
Gusti menjelaskan, penurunan jumlah unit rumah dibangun pada triwulan IV-2011 dibandingkan triwulan III-2011 mencapai 53,4%. Hal ini juga disebabkan keterbatasan lahan, pajak, dan tingginya tingkat suku bunga KPR.
Namun berdasarkan hasil survei BI, lanjut Gusti, antusiasme permintaan konsumen terhadap properti hingga triwulan ke depan diperkirakan masih tinggi terutama tipe rumah kelas menengah.
Berdasarkan, sumber pembiayaan bagi konsumen, fasilitas KPR masih menjadi pilihan utama dalam melakukan transaksi pembelian properti. Kemudahan dalam mengakses fasilitas KPR oleh sebagian besar perbankan, semakin dimanfaatkan konsumen dalam melakukan transaksi pembelian rumah.
Selanjutnya dari sisi sumber pembiayaan pembangunan properti residential, dana internal perusahaan dan kredit perbankan tetap menjadi sumber utama pembiayaan pembangunan. Sumber dana tersbeut berasal dari laba ditahan dan modal disetor." Selain itu, sumber dana lainnya berasal dari dana atau uang muka pembayaran calon pembeli," papar Gusti.
http://www.ujungpandangekspres.com/index.php?option=read&newsid=82055
0 komentar:
Posting Komentar