Menteri Pekerjaan Umum (PU) Djoko Kirmanto mengkhawatirkan terjadinya
penimbunan bahan-bahan bangunan termasuk untuk kepentingan inrastruktur.
Khususnya menjelang kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM)
Pasalnya jika itu terjadi, selain terjadi kelangkaan yang menyebabkan kenaikan harga, kondisi tersebut juga bakal menghambat kinerja pembangunan infrastruktur salah satunya aspal dan lainnya.
Menurut Djoko seperti tahun lalu, permintaan aspal tinggi namun pasokannya minim, hal ini menyebabkan harga aspal melonjak. Apalagi saat ini ada rencana kenaikan BBM.
"Untuk mengantisipasi hal itu, kami diwakili Dirjen Bina Marga telah menandatangani MoU dengan Pertamina dalam hal pasokan aspal. Agar pasokannya terjamin, tidak dimainkan para distributor nakal," katanya.
Djoko menuturkan jika tidak ada aspal tersebut pembangunan infrastruktur khususnya jalan bakal terhambat. Selain itu, ia mengimbau kalangan distributor dan kontraktor tidak melakukan penimbunan bahan konstruksi lainnya.
"Pasalnya diprediksi dengan kenaikan harga BBM barang-barang konstruksi ikut naik, persentasenya kita tidak bisa bilang, nanti biar BPS yang menghitungnya," ungkapnya.
Kalau itu hal itu terjadi (penimbunan) maka harga-harga bahan konstruksi bakal naik lebih tinggi lagi. Namun menurut Djoko, kenaikan harga BBM sendiri tidak akan terlalu berpengaruh terhadap proyek-proyek yang digarap Kementerian Pekerjaan Umum (PU) saat ini.
"Kalau kenaikannya cukup tinggi, ada aturan yang memperbolehkan dilakukan penyesuaian harga artinya nilai proyeknya bisa naik, tapi kalau tidak terlalu signifikan tidak perlu ada penyesuaian apalagi terhadap proyek-proyek infrastruktur berskala multiyears karena sudah ada rumus perhitungannya yang baku," tandasnya.
(ns/NS/vbn-dtc)
(Vibiznews.com)
http://serbaserbiproperti-abproperty.blogspot.com/2012/03/djoko-kirmanto-bahan-bangunan-rawan.html
Pasalnya jika itu terjadi, selain terjadi kelangkaan yang menyebabkan kenaikan harga, kondisi tersebut juga bakal menghambat kinerja pembangunan infrastruktur salah satunya aspal dan lainnya.
Menurut Djoko seperti tahun lalu, permintaan aspal tinggi namun pasokannya minim, hal ini menyebabkan harga aspal melonjak. Apalagi saat ini ada rencana kenaikan BBM.
"Untuk mengantisipasi hal itu, kami diwakili Dirjen Bina Marga telah menandatangani MoU dengan Pertamina dalam hal pasokan aspal. Agar pasokannya terjamin, tidak dimainkan para distributor nakal," katanya.
Djoko menuturkan jika tidak ada aspal tersebut pembangunan infrastruktur khususnya jalan bakal terhambat. Selain itu, ia mengimbau kalangan distributor dan kontraktor tidak melakukan penimbunan bahan konstruksi lainnya.
"Pasalnya diprediksi dengan kenaikan harga BBM barang-barang konstruksi ikut naik, persentasenya kita tidak bisa bilang, nanti biar BPS yang menghitungnya," ungkapnya.
Kalau itu hal itu terjadi (penimbunan) maka harga-harga bahan konstruksi bakal naik lebih tinggi lagi. Namun menurut Djoko, kenaikan harga BBM sendiri tidak akan terlalu berpengaruh terhadap proyek-proyek yang digarap Kementerian Pekerjaan Umum (PU) saat ini.
"Kalau kenaikannya cukup tinggi, ada aturan yang memperbolehkan dilakukan penyesuaian harga artinya nilai proyeknya bisa naik, tapi kalau tidak terlalu signifikan tidak perlu ada penyesuaian apalagi terhadap proyek-proyek infrastruktur berskala multiyears karena sudah ada rumus perhitungannya yang baku," tandasnya.
(ns/NS/vbn-dtc)
(Vibiznews.com)
http://serbaserbiproperti-abproperty.blogspot.com/2012/03/djoko-kirmanto-bahan-bangunan-rawan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar