Ilustrasi |
Meskipun terlihat banyak yang mangkrak dan
tidak terurus, ternyata Ruko alias rumah toko masih menjadi salah satu
alternatif pilihan investasi properti, baik untuk dijual kembali
ataupun disewakan.
Timoticin
Kwanda, pengamat properti dari Universitas Kristen Petra Surabaya,
menjelaskan bahwa ruko masih diminati oleh para investor hingga 5 sampai
10 tahun lagi. “Sekarang pembangunan ruko sudah merapat ke beberapa
daerah pinggiran kota, penjualan ruko diprediksi tetap laris manis.”
Terangnya, saat ditemui Surabaya Post, kemarin.
Menurutnya,
tak bisa di pungkiri pertumbuhan ekonomi Jatim yang terus membaik
sangat mempengaruhi tingkat pembangunan, termasuk ruko. Pembangunan
ruko-ruko yang terletak di wilayah-wilayah strategis, pasti masih
potensial menjadi buruan kalangan pebisnis.
Ruko
merupakan pelengkap dari area komersial di kota Surabaya. Timoticin pun
memberi contoh, seperti lokasi pembangunan ruko yang sekarang lebih
mengarah ke wilayah Surabaya Barat. Seperti di daerah Wiyung, Citraland
ataupun beberapa daerah yang ada di pinggiran kota Surabaya seperti
Gresik dan Sidoarjo.
Tren
ruko kini sudah bergeser dari semula untuk tempat untuk berdagang,
menjadi aktivitas komersial yang lebih kompleks seperti perkantoran.
Ukurannya pun semakin besar, bisa sampai empat lantai.
Terkait
dengan kebijakan Bank Indonesia terbaru yang menetapkan uang muka
perumahan sebasar 30% , Timoticin memprediksi hal tersebut tidak akan
mempengaruhi tingkat penjualan ruko yang ada.
Saat dikonfirmasi di tempat terpisah, Ketua Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (Apersi) wilayah Jatim, Nurhadi menyatakan, bahwa pertumbuhan ruko pada tahun ini bakal tetap tinggi, karena pasar yang masih sangat membutuhkan. Diperkirakan pertumbuhannya sekitar 10-15%.
“
Ruko selalu berdiri di daerah yang ekonominya sedang tumbuh dan seiring
dengan laju pertumbuhan pembangunan perumahan yang juga meningkat.
Tidak ada yang membangun ruko dulu baru perumahan, yang ada sebaliknya,”
terang Nur
Menurut Nurhadi, berinvestasi
di tempat usaha jenis ruko kelebihannya adalah investasi relatif lebih
cepat karena jangka waktu penyewaan 2 - 3 tahun. Cap rate ruko
berkisar 6% - 9%. tingkat pengembaliannya dipastikan lebih besar
dibandingkan rumah sewa, Ruko juga cepat laris karena biasanya berada di
daerah yang ramai dan prospektif secara ekonomi.
Namun,
Ia pun juga menyebut ada kekurangannya. Salah satunya, yaitu sifatnya
sangat rentan terhadap kisis ekonomi. Bila krisis terjadi, bisa
dipastikan permintaan rumah sewa berkurang, prospek bisnis ruko juga
sangat tergantung lokasi.
Nurhadi
menyebut, kebanyakan pembeli Ruko merupakan investor dan bukan end
user, yang kemudian disewakan kembali atau di jual . Terkait harga
menurut Nur harga sekarang bervariatif mulai dari Rp 150 juta sampai
Rp.Rp 750 juta. m42
(surabayapost.co.id)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar