Saat berinvestasi di bidang properti, mungkin Anda mengenal cara
pembayaran secara tunai (cash) keras, tunai bertahap, dan KPR saja.
Padahal, masih ada strategi pembiayaan kreatif lainnya yang dapat Anda
gunakan.
Menurut pengamat properti Panangian Simanungkalit dalam
bukunya "Rahasia Menjadi Miliarder Properti", strategi tersebut adalah
uang muka 0 %, uang muka maksimal 20 %, dan cicilan bertahap (soft cash). Simak pembagiannya berikut ini:
Uang muka 0 %
Ada
kecenderungan seseorang merasa takut meminjam uang di bank. Akibatnya,
saat membeli properti, biasanya mereka membayar secara cash.
Itulah ciri umum investor jenis riska verse (penghindar
resiko). Dengan strategi ini, sebenarnya tidak memenuhi kriteria
investasi yang baik kecuali hal tersebut dilakukan karena ada peluang,
seperti adanya insentif tertentu untuk membeli suatu properti dengan
harga di bawah pasar. Alhasil, investor harus mengeluarkan pembayaran
secara cash bertahap atau cash keras.
Uang muka maksimal 20 %
Keuntungan berinvestasi adalah adanya sifat daya ungkit investasi yang tinggi (high leverage investment).
Dengan demikian, Anda tidak perlu menyiapkan uang muka lebih besar 20%
dari nilai investasi. Semakin sedikit uang dialokasikan, semakin besar
keuntungan Anda. Contohnya, daripada menghabiskan uang tunai Rp 200 juta
untuk satu properti, lebih baik membayar uang muka Rp 50 juta untuk
beli empat properti seharga Rp 200 juta.
Cicilan bertahap (soft cash)
Pembayaran
secara bertahap juga dapat Anda lakukan saat berinvestasi. Saat para
pengembang meluncurkan produk barunya, mereka menawarkan peluang membeli
dengan cicilan bertahap dari 12 kali, 18 kali, 24 kali bahkan 36 kali.
Keuntungannya, pembayaran lebih ringan karena bisa disesuaikan dengan
masa pembangunan.
Setelah masa penyerahan bangunan, umumnya harga
properti tersebut meningkat dari 20 % menjadi 40 %. Selain itu, sembari
mencari penyewa, Anda dapat memanfaatkan fasilitas refinancing (pembiayaan
kembali) dari bank. Umumnya, bank akan membiayai pembelian properti
sebesar 70 % - 80 % dari harga jual. Bila menjadi kenyataan, maka
kemungkinan Anda hanya perlu membiayai properti sebesar 10 % dari harga
perdana.
Kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar