Berbeda dengan program rumah sejahtera susun, sebelumnya disebut
rumah sederhana milik (rusunami), pembangunan rumah susun sederhana sewa
(rusunawa) tidak terkendala masalah tanah. Tahun ini, target
pembangunan rusunawa sebanyak 110 twin-block terlampaui.
Terlampaui, karena tidak ada kendala tanah. Tanah biasanya sudah disiapkan oleh pemohon. Pemohon bisa dari Pemda, perguruan tinggi, perusahaan, atau pondok pesantren.-- Pangihutan Marpaung
"Rusunawa target awal 110 tower terlampaui,
karena tidak ada kendala tanah. Tanah biasanya sudah disiapkan oleh
pemohon. Pemohon bisa dari Pemda, perguruan tinggi, perusahaan, atau
pondok pesantren," kata Deputi Bidang Perumahan Formal Kementerian
Perumahan Rakyat, Pangihutan Marpaung, di kantornya, Jumat (16/3/2012).
Pangihutan
mengatakan, pemohon untuk pembangunan rusunawa saat ini cukup banyak.
Dari perguruan tinggi saja mencapai 179 pemohon. Namun, paling banyak
adalah dari TNI dan Polri.
"Karena banyak, maka kami menyeleksi.
Harus dilihat kepastian tanahnya, Izin Mendirikan Bangunan (IMB),
penyediaan air dan listrik, furniturnya, serta kesanggupan, baru kita
bangun," katanya.
Ia menambahkan, rencana pembiayaan ke depan untuk rusunawa telah mengalami perubahan. Bila sebelumnya Rp 12,5 miliar untuk satu twin block,
kini menjadi Rp 8 miliar. Perubahan juga dilakukan untuk jumlah lantai
rusunawa. Jika biasanya lima lantai, kini hanya menjadi tiga sampai
empat lantai.
"Luas tanahnya tiap blok 3.000 meter persegi, jumlah
unitnya 47 per blok. Satu blok terdiri tiga lantai dengan koridor di
tengah," jelasnya.
Sementara itu, program rusunami bagi masyarakat
berpenghasilan rendah (MBR) mengalami beragam persoalan. Pembangunan
rusunami di lapangan tersendat karena terbentur ketidaksiapan pemerintah
daerah setempat, tidak selarasnya kebijakan antara pemerintah pusat dan
daerah yang membuat para pengembang kebingungan, serta keterbatasan
daya beli masyarakat berpenghasilan rendah. Bahkan, belakangan program
tersebut dinilai salah sasaran karena bergeser membidik pasar kalangan
menengah yang sanggup membeli unit di patokan harga Rp 144 juta.
Berdasarkan
data Kementerian Perumahan Rakyat (Kemenpera) tentang kinerja
pelaksanaan rusunami tercatat, pengajuan surat minat sebanyak 725 dari
1.000 tower. Dari pengajuan tersebut, baru 45 tower atau 15.903 unit telah terbangun.
Adapun 38 tower lainnya atau 16.866 unit masih dalam tahap topping off, kemudian 36 tower atau 15.590 unit masih dalam tahap konstruksi, serta 348 dalam proses perizinan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar