Penjualan rumah segmen menengah
atas, khusus tipe 70 m2 diperkirakan akan mengalami penurunan hingga 10%
pasca ketentuan minimal uang muka (DP) 30%.
Ketentuan tersebut sudah diantisipasi berbagai kalangan terutama pengembang.
Berdasarkan data Real Estate Indonesia (REI) sekitar 25% penjualan rumah merupakan tipe rumah kelas menengah yang harganya di atas Rp400 juta, sementara itu 65% rumah kelas menengah bawah untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) dan sisanya 10% adalah rumah-rumah kelas atas.
Ketentuan tersebut sudah diantisipasi berbagai kalangan terutama pengembang.
Berdasarkan data Real Estate Indonesia (REI) sekitar 25% penjualan rumah merupakan tipe rumah kelas menengah yang harganya di atas Rp400 juta, sementara itu 65% rumah kelas menengah bawah untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) dan sisanya 10% adalah rumah-rumah kelas atas.
"Diprediksi dengan kebijakan tersebut, konsumen rumah kelas menengah akan bergeser ke market rumah lebih murah yang berharga di bawah Rp150 juta, " ujar Ketua DPD REI Sulsel Raymond Arfandy, belum lama ini.
Menurutnya, seharusnya pemerintah bisa melihat prospek rumah kelas menengah yang selama ini untuk marketnya untuk tempat tinggal. Berbeda dengan properti kelas mewah seperti apartemen atau rumah di kluster seharga Rp1 miliar yang biasanya untuk investasi atau berbisnis.
Ia mengatakan, meskipun keputusan tersebut akan merugikan dalam jangka waktu pendek, pengembang yakin masih bisa menarik marketnya dengan strategi yang sudah disiapkan, dimana pengembang bisa melakukan kebijakan angsuran pembayaran DP yang lebih lama. Selain itu, pengembang bisa memberikan cash back atau sedikit potongan diskon.
Untuk tahap awal, lanjutnya, konsumen kemungkinan masih shock. Tetapi pengembang biasanya memiliki strategi tersendiri seperti memberikan angsuran DP yang waktunya lebih lama, cash back, hingga penawaran potongan harga.
(ujungpandangekspres.com)
http://serbaserbiproperti-abproperty.blogspot.com/2012/03/raymond-arfandy-konsumen-makassar.html
http://serbaserbiproperti-abproperty.blogspot.com/2012/03/raymond-arfandy-konsumen-makassar.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar