Pages - Menu

Rabu, 21 Maret 2012

Perkantoran Kelas Atas Tumbuh Hingga 8%

Jones Lang LaSalle meramalkan pertumbuhan kantor grade A
di Jakarta kuartal ini sebesar 6 - 8. Angka ini lebih tinggi
daripada Manila yang pertumbuhannya
diprediksi hanya sebesar 3-5.
Pasar perkantoran sewa di Asia Pasifik menunjukkan tren positif sepanjang kuartal satu tahun ini. Perusahaan konsultan properti Jones Lang LaSalle mencatat, penggerak utamanya adalah perekonomian di kawasan ASEAN yang sedang tumbuh, sehingga permintaan kantor tetap kuat.
Dibanding kota-kota besar lain di Asia Pasifik, ternyata Jakarta termasuk salah satu kota yang mencatatkan pertumbuhan paling pesat. Jones Lang LaSalle meramalkan pertumbuhan kantor grade A di Jakarta kuartal ini sebesar 6% - 8%. Angka ini lebih tinggi daripada Manila yang pertumbuhannya diprediksi hanya sebesar 3%-5%.

Di sisi lain, pasar lebih stabil seperti Hong Kong dan Singapura yang didominasi jasa keuangan justru mengalami penurunan tingkat sewa kantor grade A. Sebab, sektor keuangan dan perbankan saat ini sedang fokus menata biaya operasionalnya.
Jeremy Sheldon, Managing Director Asia Pasifik Jones Lang LaSalle, menilai, di saat terjadi perlambatan aktivitas sewa di pasar yang sudah stabil, ada peningkatan aktivitas di ASEAN. Bahkan permintaannya melebihi proyeksinya.
"Perusahaan mengambil untung dari upah buruh yang rendah," ujar Sheldon dalam siaran persnya.
Prediksinya, kondisi ini akan berlangsung sepanjang tahun ini. Sebenarnya, secara umum, prediksi pertumbuhan Jones Lang LaSalle untuk kantor sewa grade A tahun ini jauh lebih lambat dari tahun lalu. Sebab, tahun lalu merupakan puncak pertumbuhan industri properti, bahkan melampaui rekor tahun 2007.
Namun, Sheldon memproyeksikan, pasar Asia Pasifik akan tumbuh lebih cepat menyalip bagian dunia yang lain. Hal ini akan berlangsung sampai tahun depan.
"Ini merupakan peluang bagus bagi perusahaan untuk mendapat kantor dengan investasi yang bagus," imbuhnya.
Di Jakarta, Jones Lang LaSalle tidak melihat ada penurunan permintaan kantor dari tahun lalu.
"Kami melihat penyewa berupaya mengamankan tempat di lokasi yang paling dicari di Jakarta, seperti central business district (CBD)," ujar Sheldon lagi.
Bahkan, menurut dia, sejumlah proyek perkantoran baru di Jakarta saat ini tidak menerima penyewa baru karena pengembang lebih memilih menyisakan ruang tersebut untuk klien lamanya. Kebanyakan penyewa berasal dari sektor asuransi, perbankan, akuntansi, perusahaan migas, dan perusahaan produk konsumsi. (Adisti Dini Indreswari)


(Kontan.co.id via kompas.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar