KPR subsidi atau fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP)
terbaru kembali berjalan. Namun dengan syarat bangunan minimal 36 m2 dan
harga Rp 80 juta, masih sulit menemukan rumah di segmen ini.
PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) mengaku belum banyak merealisasikan akad kredit rumah KPR FLPP karena suplai rumah yang terbatas.
"Semua yang ada pada kita untuk FLPP sudah diakadkreditkan. Yang eligible tipe 36 m2, namun belum terlalu banyak," kata Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN), Iqbal Latanro di kantornya, Selasa malam (20/3/2012)
PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) mengaku belum banyak merealisasikan akad kredit rumah KPR FLPP karena suplai rumah yang terbatas.
"Semua yang ada pada kita untuk FLPP sudah diakadkreditkan. Yang eligible tipe 36 m2, namun belum terlalu banyak," kata Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN), Iqbal Latanro di kantornya, Selasa malam (20/3/2012)
Iqbal mengaku sulit menemukan rumah tipe 36 m2 yang dimasukkan program FLPP. Maret 2012 menjadi target FLPP BTN harus seluruhnya terserap, namun karena minimnya suplai, hal ini belum dapat teralisasi.
"Bulan ini ternyata belum tercapai. Kita kesulitan karena suplai terbatas," paparnya.
Sayangnya, Iqbal menolak menyebut realisasi akad kredit FLPP oleh BTN. Meskidemikian, ia menginstruksikan kepala cabang BTN di seluruh wilayah Indonesia bergerak aktif mencari rumah yang masuk kategori FLPP terbaru.
"Kami perintahkan seluruh Kacab," tegasnya.
Seperti diketahui KPR FLPP sempat tertunda dua bulan lebih karena kisruh suku bunga. Saat ini bunga FLPP telah dipangkas menjadi 7,25% dari 8,16%, target pemerintah tahun ini bisa menyediakan 200.000 unit lebih rumah yang memenuhi FLPP.
Program ini diperuntukan bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) dengan pendapatan per bulan Rp 3,5-5,5 juta per bulan. Dengan skema FLPP, konsumen penerima fasilitas ini bisa menikmati bunga tetap selama 15 tahun.
(wep/hen)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar