Program rumah bersubsidi untuk masyarakat berpenghasilan rendah
dinilai semakin redup. Stagnasi pasokan, kenaikan harga rumah, dan
rendahnya daya beli masyarakat dikhawatirkan membuat program perumahan
rakyat semakin tidak efektif.
Pengamat properti, Panangian
Simanungkalit, di Jakarta, Jumat (16/3/2012), mengemukakan, keberhasilan
program perumahan rakyat belum terbukti.
"Program rumah
bersubsidi semakin redup. Tanpa terobosan, jangan harap program ini
tepat sasaran untuk merumahkan rakyat kecil," ujarnya.
Pasar
properti sedang meningkat, tetapi tidak ada peningkatan signifikan untuk
pasokan rumah bersubsidi bagi masyarakat berpenghasilan rendah.
Sementara itu, program rumah sejahtera susun atau dulu dikenal dengan
rumah susun sederhana milik (rusunami) terhenti sejak tahun 2010.
Kebijakan
baru pemerintah yang menetapkan luas minimum rumah bersubsidi 36 meter
persegi dinilai menyalahi prinsip rumah tumbuh yang berkembang selama
ini. Ia mengemukakan, pemerintah harus segera membuat terobosan
kebijakan yang berpihak kepada rakyat, yakni melakukan sinergi dengan
pemerintah daerah, pengembang, dan perbankan untuk menentukan
kesepakatan bangunan tipe minimal rumah, biaya izin, dan kredit
konstruksi.
Sumber :kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar